RedaksiHarian – Kehadiran sang Bocah Ajaib ke kelas premier mulai musim ini menjadi salah satu daya tarik yang ditunggu-tunggu.
Tiga hari sesi tes shakedown dilanjut tiga hari tes pramusim di Sepang, Malaysia, benar-benar dimanfaatkan oleh Juara Dunia dua kali itu untuk beradaptasi dengan motor KTM RC16.
Acosta tampil cukup memukau setelah menembus waktu lap 1 menit 57 menit dan berada di urutan kesembilan dalam daftar catatan waktu terbaik pada hari terakhir, Kamis (8/2/2024).
Acosta cuma berselisih 0,683 detik dari pembalap tercepat sekaligus juara bertahan, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), yang membukukan 1 menit 56,682 detik.
“Tentu, kami ingin melihat apa yang mungkin diraih hari ini (kemarin, red).”
“Sejak sesi kedua dan seterusnya saya dapat memanfaatkan performa penuh motor saya untuk pertama kalinya dan itu terasa fantastis,” tambahnya.
Meski antusias dan merasa puas, Acosta menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang harus ia lakukan sepulangnya dari tes MotoGP Sepang.
Satu hal dari dirasa masih kurang oleh Si Hiu dari Mazarron ini adalah ketidakmampuannya dalam menciptakan satu putaran yang sempurna.
“Performanya belum benar-benar optimal, terutama saat keluar dari tikungan. Jika Anda bertanya kepada saya apa yang masih kurang, maka saya akan menjawab 0,6 detik!” katanya.
“Para pembalap ini tahu cara membalap dengan cepat dan mereka tidak bodoh. Jadi tidak mengherankan, tapi saya cukup senang.”
“Setidaknya kami bisa lebih cepat dari rekor All-Time Lap,” tambahnya. Catatan waktu dalam tes pramusim memang dihitung dalam rekor resmi MotoGP.
Performa kuat Acosta juga bisa diukur dengan membandingkannya dengan para pembalap motor KTM lainnya.
Acosta menjadi pembalap KTM tercepat kedua dalam catatan waktu. Dia hanya kalah 0,058 detik dari pembalap tim pabrikan, Brad Binder (Red Bull KTM).
Bahkan dengan rekan setimnya yaitu Augusto Fernandez yang telah mentas di kelas para raja pada musim lalu, pembalap berusia 19 tahun ini unggul 1,3 detik lebih!
Meski meraih hasil cukup impresif, tidak ada kesombongan yang diperlihatkan Acosta.
Acosta menyadari masih ada banyak kekuarangan darinya, tetapi dia juga tidak ingin membiarkan tekanan turut menuntutnya di kemudian hari.
Berhasil menjuarai Moto3 dan Moto3 hanya dalam tiga musim membuat ekspektasi terhadap sosok yang pernah disebut sebagai titisan Marc Marquez ini benar meninggi.
“Tekanan? Itu hanya sebuah kata,” kata Acosta yang juga dipuji karena kedewasaannya.
“Jika Anda percaya (dengan adanya tekanan) maka Anda akan merasakannya. Tetapi jika tidak, maka itu tidak ada.”
“Saya telah hidup dengan tekanan selama tiga tahun terakhir (sejak debut grand prix). Ini sudah menjadi hal biasa.”
“Tapi kami tidak boleh terlalu fokus pada hasil tes.”
“Jack Miller ke-14, Luca Marini ke-19, Alex Rins ke-16 dan Fabio Quartararo ke-11, tapi orang-orang ini akan menjadi yang terdepan pada akhir pekan lomba.”
“Itulah mengapa pentingnya untuk tetap tenang,” pungkas Acosta.