RedaksiHarian – Fabio Quartararo kembali jadi penyelamat wajah Yamaha setelah apa yang dia tampilkan dalam mengawali tes MotoGP Sepang 2024, Selasa (6/2/2024) di Sirkuit Sepang, Malaysia.
Juara Dunia MotoGP 2021 itu berhasil menjadi satu-satunya pembalap yang meraih kecepatan paling tinggi sepanjang dua jam pertama sesi tes dengan mencapai 335,4 km/jam.
Kecepatan tertinggi itu bahkan melampaui milik Jorge Martin (Prima Pramac Ducati) yang membukukan kecepatan tertinggi 333,3 km/jam.
Namun, di sinilah letak anomali Yamaha berlanjut.
Meskipun gengsinya sebagai motor kencang dibuktikan dengan menunjukkan kecepatan tertinggi dari usaha keras Quartararo, catatan waktu putaran para penunggang M1 pabrikan Iwata belum begitu memuaskan.
Kecepatan tertinggi milik Yamaha belum bisa berbanding lurus dengan konsistensi kecepatan mereka dalam mengarungi satu putaran dalam melintasi tikungan dan trek lurus.
Quartararo ‘hanya’ bisa menraih peringkat ke-19 dengan catatan waktu 2 menit 0,748 detik.
Itu adalah waktu lap tercepat yang bisa dibukukan El Diablo dalam total usaha 11 kali lap sampai dua jam pertama.
Catatan waktu lap tersebut bahkan berselisih cukup jauh dari milik Martin yang berhasil melesat ke peringkat pertama dengan 1 menit 58,210 detik.
Di mana Martin membukukan waktu lap itu pada lap ke-16 dari total 20 lap yang dijalani sepanjang dua jam pertama ini.
Selisih kedua pembalap itu mencapai margin 2,534 detik lamanya.
Posisi Quartararo dalam catatan waktu lap terbaik masih kalah dari rekan setim barunya, Alex Rins.
Walaupun, sebenarnya tidak berjarak terlalu jauh.
Rins pun hanya bisa menempati peringkat ke-16 dengan catatan waktu 2 menit 0,628 detik.
Duo Yamaha ini masih kalah jauh dari para penunggang Ducati yang mampu membukukan waktu lap di bawah dua menit.
Bahkan, Quartararo dan Rins juga kalah cepat dari waktu lap milik pembalap rookie kebanggaan KTM, Pedro Acosta.
Debutan yang bernaung di tim GASGAS KTM Tech3 itu berhasil menempati peringkat tujuh pada dua jam pertama dengan catatan waktu 1 menit 59,864 detik.
Acosta hanya terpaut 1,654 detik dari Martin.
Posisi Yamaha juga tak disangka malah kalah dari duet pabrikan Repsol Honda.
Joan Mir dan Luca Marini berhasil menempati peringkat keenam dan delapan. Meskipun Marini masih harus berjuang lebih keras karena catatan waktu lap terbaiknya melebihi 2 menit.
Terlepas dari itu, Managing Director Yamaha, Lin Jarvis sudah mengatakan pada sesi tes penggeledahan (Shakedown Test MotoGP) beberapa hari sebelumnya bahwa peningkatan dan perubahan Yamaha tidak akan bisa terlihat instan alias dalam waktu cepat.
Mereka telah mendatangkan mantan teknisi Ducati seperti Massimo Bartolini serta eks kru Ducati lainnya seperti Marco Nicotra.
Budaya kerja mereka pun diakui Quartararo sudah mulai bergaya Eropa dan tidak lagi terlalu konservatif atau kolot mengadopsi cara kerja Jepang yang saat ini agak tertinggal dengan Ducati dkk.
Namun Jarvis tetap mengingatkan bahwa proses ini butuh waktu.
“Dua tahun sebelumnya kami adalah juara dunia, tahun sesudahnya kami masih bisa runner-up, tapi tahun lalu kami sangat menderita. Benar-benar dalam keadaan sulit” jelas Jarvis.
“Dan sudah jelas bahwa kami harus mengubah banyak hal. Kami sudah perlahan memulai pada pertengahan tahun lalu.”
“Kami mengubah ide, ada perubahan dalam pembalap kami, pada pengembangan kami dan internal struktural kami juga.”
“Kami sudah mulai dari tes shakedown lalu, kami tahu bahwa ini tidak akan instan. Tapi ini adalah awal dari perlawanan kami kembali, awal dari pemulihan kami,” tegasnya.