Laki-laki bersenjata yang menyerang pawai Hari Kemerdekaan di pinggiran kota Chicago, Illinois, dan menewaskan sedikitnya tujuh orang, pada Selasa (5/7) didakwa dengan tujuh pasal pembunuhan tingkat pertama. Jaksa Lake County Eric Rinehart mengatakan puluhan dakwaan lain juga akan segera diajukan.
“Hari ini kantor Kejaksaan Lake County telah mendakwa Robert Crimo III dengan tujuh pasal pembunuhan tingkat pertama karena pembunuhan membabibuta yang dilakukannya terhadap komunitas kita. Ini baru pertama dari banyak tuduhan yang akan diajukan terhadapnya. Saya ingin menekankan, akan ada lebih banyak dakwaan diajukan.”
Laki-laki yang diidentifikasi sebagai Robert E. Crimo III itu diketahui membeli dua senjata berkekuatan tinggi dan tiga senjata lain secara legal, meskipun polisi pernah dua kali dipanggil ke rumahnya pada tahun 2019 setelah ia mengancam akan melakukan aksi kekerasan dan bunuh diri.
Dalam konferensi pers pada Selasa (5/7), juru bicara Satuan Tugas Kejahatan Utama di Lake County Christopher Covelli mengatakan tersangka pelaku yang ditangkap pada Senin malam, menggunakan senjata bertenaga tinggi yang “mirip dengan AR-15” (senjata serbu.red).
Laki-laki itu menggunakan senjata tersebut dari atas sebuah gedung komersial untuk menembakkan lebih dari 70 peluru ke arah kerumunan massa yang berkumpul untuk menikmati pawai Hari Kemerdekaan di Highland Park, suatu komunitas masyarakat berpenduduk sekitar 30.000 jiwa yang terletak di tepi Danau Michigan.
Ancam Bunuh Keluarga, Polisi Pernah Dipanggil ke Rumah Tersangka
Polisi mengatakan mereka pernah dipanggil ke rumah tersangka pada September 2019, setelah seorang anggota keluarga menelpon aparat dan mengatakan Crimo mengancam akan “membunuh semua orang” di rumah itu. Covelli mengatakan polisi ketika itu menyita 16 pisau, belati dan pedang; tetapi menambahkan tidak ada tanda-tanda bahwa ia memiliki senjata api.
Tersangka telah membeli senjata yang digunakan dalam serangan di Illinois pada Senin (4/7) itu secara resmi tahun lalu, ujar Covelli. Secara keseluruhan Crimo membeli lima senjata api, yang ditemukan petugas di rumah ayahnya.
Pada April 2019 polisi juga menanggapi laporan tentang upaya bunuh diri oleh tersangka.
Belum jelas apakah rekam jejak Crimo di masal lalu yang pernah berurusan dengan polisi dapat menghalanginya untuk mendapatkan lisensi pemilik senjata api di Illinois. Polisi negara bagian yang mengeluarkan ijin baginya belum menanggapi permohonan wawancara Associated Press.
Sehari setelah penembakan itu, pihak berwenang melaporkan korban meninggal ketujuh. Lebih dari 30 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut, yang menurut Covelli telah direncanakan tersangka selama beberapa minggu.
Tim penyelidik yang telah menginterogasi tersangka dan meninjau pesan-pesan yang dipasang di media sosialnya belum menentukan motif serangan atau menemukan indikasi bahwa Crimo menarget korban berdasarkan ras, agama atau status perlindungan hukum lain, tambah Covelli.
Associated Press melaporkan tim penyelidik ini juga akan menggali secara ekstensif latar belakangnya. Mereka akan mewawancara anggota-anggota keluarga dan menelusuri sejarah Crimo di dunia maya lewat tulisan dan video yang dibuatnya, untuk mencoba mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang siapa orang ini dan mengapa ia melakukan hal ini. [em/lt]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.