UNESCO pada hari Selasa (23/8) memberikan Penghargaan Perdamaian UNESCO 2022 kepada mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, “sebagai pengakuan atas jasa-jasanya menerima para pengungsi.”
Menurut akun Twitter dan situs web Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB itu, dewan juri Penghargaan Perdamaian Félix Houphouët-Boigny-UNESCO menganugerahkan penghargaan itu kepada Merkel berkat keputusan ‘beraninya’ pada tahun 2015 untuk menerima lebih dari 1,2 juta pengungsi, terutama dari Suriah, Irak, Afghanistan dan Eritrea.
Merkel melepaskan jabatan kanselirnya pada tahun 2021 setelah 16 tahun memimpin Jerman. Isu krisis pengungsi mendominasi periode ketiga jabatannya, di mana sebagian menyambut baik, sementara lainnya menentang kebijakan tersebut. Masalah pengungsi pun masih terus berdampak hingga sekarang.
Pada 2015, akibat peperangan di Timur Tengah, khususnya di Suriah, Afghanistan dan Irak, gelombang pengungsi yang melarikan diri dari negara mereka masing-masing berkumpul di perbatasan Eropa.
Dalam momen penting itu, Merkel membuka perbatasan Jerman dan mengatakan kepada rakyatnya bahwa “kita bisa melakukannya,” ketika negara itu menerima ratusan ribu pencari suaka – ucapannya yang kemudian menjadi terkenal.
Pada akhir 2015, 890.000 pencari suaka telah berada di Jerman, di mana banyak dari mereka masuk tanpa melalui pemeriksaan identitas yang layak. Mereka membanjiri komunitas lokal, memicu kerusuhan yang dilakukan beberapa kalangan masyarakat setempat dan menyebabkan lonjakan dukungan bagi partai Alternatif Jerman (AfD), yang berhaluan ekstrem kanan dan antiimigrasi.
Pada tahun 2015, AfD menjadi partai oposisi terkuat di Jerman, sebelum akhirnya kembali melemah berkat penanganan COVID-19 oleh Merkel yang kembali mendulang simpati publik.
Pada 2022, kanselir baru yang berhaluan kiri-tengah, Olaf Scholz, kembali membuka perbatasan Jerman untuk menerima ratusan ribu perempuan dan anak-anak Ukraina setelah Rusia menyerang Ukraina Februari lalu.
Menurut UNESCO, penghargaan itu dibuat pada tahun 1989 untuk menghormati individu, institusi maupun lembaga swasta atau negeri yang banyak berkontribusi pada promosi, penelitian, penjagaan atau pemeliharaan perdamaian, sesuai dengan Piagam PBB atau Konstitusi UNESCO.
Penghargaan itu dianugerahkan setiap tahun.
Menurut situsnya, para penerima penghargaan itu di antaranya Nelson Mandela, Frederik W. De Klerk, dan mantan Presiden AS Jimmy Carter. [rd/ka]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.