RedaksiHarian – Keluarnya sang jagoan utama yaitu Marc Marquez pada akhir musim lalu membuat Honda makin disadarkan bahwa situasi yang mereka alami tidak baik-baik saja.
Perubahan besar terhadap motor Honda RC213V dilakukan dengan sejumlah pembaruan yang datang sejak tes pasca-musim di Valencia pada akhir November lalu.
Saking besarnya perbedaan, pembalap mereka sendiri sampai tidak percaya dibuatnya.
Joan Mir, yang akhirnya bertahan di tim Repsol Honda walau sempat putus asa, pun menemukan kembali semangatnya.
Nada-nada optimisme juga muncul dari pembalap anyar, Luca Marini, yang membuat perjudian karena meninggalkan tim VR46 dengan motor Ducati yang sedang mendominasi.
Marini percaya diri dengan arah pengembangan Honda setelah mengikuti Tes Shakedown MotoGP 2024 yang dihelat pada 1-3 Februari di Sirkuit Sepang, Sepang, Malaysia.
Keyakinan dari sosok yang dikenal analitis itu muncul karena umpan balik yang diberikannya sama dengan rider Honda lainnya di samping respons yang cepat dari para insinyur di Honda.
Meski begitu, soal seberapa jauh mereka dari persaingan di depan, Marini masih melihat banyak ruang untuk perbaikan.
“Rasanya menyenangkan untuk mengendarainya sendiran … karena kita tidak melihat performa dari kompetitor lainnya,” sambung adik Valentino Rossi itu sambil tertawa.
“Rasanya seperti kita sudah tampil dengan bagus, tetapi ketika melewati garis finis, waktu lapnya sedikit lebih pelan dari ekspektasi kita.”
Sejumlah kekurangan yang dipaparkan Marini meliputi akselerasi, traksi saat keluar dari tikungan, hingga aerodinamika yang sejatinya sudah mendapat perombakan.
RC213V mulai terlihat lebih mirip dengan motor-motor rivalnya dari Eropa yang lebih mirip mobil F1 dengan aneka winglet dari bagian depan motor hingga ujung belakang.
Soal aerodinamika, Marini menjelaskan bahwa pada dasarnya Honda masih dalam posisi mengejar ketertinggalan dari Ducati, KTM, dan Aprilia yang telah menyeriusi bidang ini lebih lama.
“Perbandingan dengan motor lain? Itu sulit untuk dijelaskan, motornya (Honda) terasa mudah dan menyenangkan untuk dikendarai tetapi memerlukan sesuatu hal yang lebih dari sudut pandang teknis.”
“Sekarang, seperti yang saya bilang, fitur terbaiknya adalah menyenangkan untuk dikendarai, tetapi kalau kecepatannya kurang, kita kehilangan kesenangan ini.”
“Saya bersenang-senang di atasnya, sasisnya bagus, tetapi kami perlu lebih cepat,” terang runner-up Moto2 musim 2020 ini.
Ucapan senada juga datang dari Mir yang masih belum memutuskan motor terbaik dari dua versi yang dicobanya dalam Tes Shakedown MotoGP 2024.
Hujan yang mewarnai dua hari terakhir tes mengurangi kesempatan Juara Dunia dua kali ini untuk membuat penilaian lebih pasti.
Bisa dimaklumi apabila Mir butuh waktu lebih. Sebab, versi terlama yang dihadirkan dalam tes ini adalah motor purwarupa yang dicoba Mir saat tes-pasca musim di Valencia.
Honda tampaknya sudah benar-benar memensiunkan kuda besi mereka musim lalu.
“Kami mendapatkan lebih banyak hal, lebih banyak mesin, dan lainnya, tetapi hanya dua motor,” kata Mir, dikutip dari Crash.net.
“Saat ini kami belum bisa mengeluarkan semua potensi dari motor kedua. Jadi mari kita lihat apakah dalam tiga hari ke depan kami bisa membuat peningkatan lebih jauh.”
Meski dengan segala potensi yang telah dirasakannya, Mir belum pede untuk sesumbar soal balapan pertama musim ini.
Soal aerodinamika yang punya peran vital, Mir sependapat dengan Marini bahwa Honda masih tertinggal dari pabrikan Eropa.
Terlepas dari itu Mir mengapresiasi kerja keras dan keseriusan yang ditunjukkan Honda untuk berbenah setelah selama ini terlihat pasrah.
“Saya melihat perubahan besar dan ini membuat kita merasa lebih termotivasi karena jika kita tiba dan motornya sama seperti tahun lalu, Anda bisa membayangkannya sendiri,” kata Mir.
“Jadi ini membuat saya merasa kuat dan percaya diri untuk awal musim ini.”
Agenda persiapan menuju musim kompetisi yang baru akan berlanjut dengan tes pramusim yang dihelat di tempat yang sama pada 6-8 Februari 2024.