RedaksiHarian – Dustin Poirier akan meladeni petarung yang sedang berambisi menembus jajaran penantang gelar lima besar.
Poirier akan menghadapi petarung peringkat 12 yakni Benoit Saint Denis dalam kartu utama UFC 299 yang akan dihelat di Kaseya Center, Miami, Amerika Serikat, 9 Maret 2024.
Diamond, julukan Poirier sudah tak memiliki alasan kuat untuk kembali mengejar untuk gelar juara seusai kalah KO dari Justin Gaethje pada UFC 291, September 2023.
Salah satu jalan terakhir yang harus dilewati Poirier adalah meladeni petarung pendatang baru di divisi 155 pon (70,3 kg) itu.
Tak main-main, lawan Poirier nanti bukanlah lawan yang sembarangan.
Benoit Saint Denis merupakan mantan anggota Pasukan Komando Khusus (Kopasus) Angkatan Darat Prancis.
Dia memang baru terjun di kancah MMA profesional pada tahun 2019 selepas mengundurkan diri dari dunia militer.
Petarung berjuluk God of War atau Dewa Perang menorehkan catatan yang mentereng dengan rekor (13-1/MMA).
Satu-satunya kekalahan dia terima dalam debutnya di panggung UFC pada hajatan UFC 267, 30 Oktober 2021.
Benoit kalah lewat keputusan angka dari Elizeu Zaleski dos Santos.
Namun setelah itu, Benoit langsung tampil menyakinkan dengan membukukan lima kali kemenangan beruntun yang seluruhnya diraih lewat kemenangan finis.
Dengan itu, Gaethje melihat Benoit memiliki kemampuan untuk bisa mengalahkan Poirier.
“Saya pikir keberuntungan dan kesempatan adalah sebuah faktor. Saya tidak yakin seberapa besar faktor tersebut, jadi saya benar-benar percaya bahwa dia (Saint-Denis) bisa (menang). Kemampuannya ada di atas sana.”
“Ini adalah situasi yang sangat mirip dengan saat saya melawan Fiziev. Seorang pendatang baru yang masih muda, jelas penuh percaya diri, penuh rasa lapar, belum tidur di atas kain sutra,” ujarnya.
“Poirier memang begitu, saya juga begitu, dan mereka (pendatang baru) berbahaya. Mereka masih muda, mereka lapar, mereka percaya diri, mereka memiliki kemampuan yang luar biasa.”
“Pertarungan adalah permainan yang berbahaya, dan kesempatan adalah sebuah faktor,” ucap Gaetjhe.
Benoit Saint Denis bahkan berani menantang dua jagoan di kelas ringan yakni Gaetje dan Poirier usai mencetak KO atas Matt Frevola pada UFC 295.
Gaethje memujinya karena berhasil melancarkan serangan sehingga UFC mewujudkannya dengan memberinya pertarungan kontra Dustin Poirier.
“Benoit tidak muncul begitu saja, namun ia baru saja mulai bertarung dalam laga-laga besar,” kata Gaethje.
“Saya senang dia menantang saya, dan saya pikir Dustin Poirier adalah lawan yang sempurna. Itulah yang seharusnya ia panggil, dan itulah pertarungan yang seharusnya ia ambil,” ujarnya.