redaksiharian.com – Perusahaan publik yang bergerak di sektor tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex mencatat kerugian bersih US$ 395,56 juta atau setara dengan Rp 5,93 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$) sepanjang 2022. Meski masih mengalami kegurian triliunan rupiah, angka yang dicatatkan oleh perusahaan yang terlilit utang tersebut turun 63,18% dari rugi tahun 2021 yang sebesar US$1,07 miliar.

Mengutip laporan keuangannya, kerugian perseroan dapat menurun meskipun penjualan perseroan sepanjang 2022 turun 38,11% menjadi sebesar US$ 524,52 juta dibandingkan tahun 2021 yang membukukan penjualan US$ 847,52 juta.

Seiring dengan penurunan penjualan tersebut penurunan beban pokok penjualan juga ikut turun 35,01% menjadi US$ 791,08 juta dari US$ 1,21 miliar tahun 2021.

Sehingga, perseroan mencatatkan rugi bruto pada 2022 sebesar US$ 266,52 juta turun dari rugi bruto tahun 2021 yang sebesar US$ 369,74 juta.

Perseroan juga mampu menekan cadangan kerugian penurunan nilai persediaan sebesar US$ 1,08 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$ 475,48 juta.

Selain itu, perseroan juga berhasil menurunkan kerugian penghapusan aset tetap menjadi nihil dari sebelumnya US$ 212.025, kerugian penurunan nilai aset tetap juga menjadi nihil dari sebelumnya US$ 85,06 juta pada 2021.

Sehingga, perseroan mampu menekan rugi dari operasi menjadi US$ 274,81 juta pada 31 Desember 2022, dari sebelumnya US$ 1,06 miliar pada 2021.

Adapun, jumlah aset SRIL tercatat turun 38% menjadi US$ 764,55 juta pada 2022 dibandingkan dengan US$ 1,23 miliar pada 2021. Total liabilitas SRIL turun 4,79% sepanjang 2022 dari US$ 1,62 miliar menjadi US$ 1,54 miliar pada 2021.

Sementara, ekuitas negatif atau defisiensi modal sebesar US$ 781,01 juta per 2022 dari ekuitas negatif US$ 389,44 juta pada 2021.