redaksiharian.com – Telkom berencana menggabungkan dua anak perusahaannya Telkomsel dan Indihome. Direktur Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Budi Setyawan menjelaskan tujuannya merger tersebut salah satunya untuk efisien.
“Nah terus kemudian yang kedua bagaimana kita bisa tap gitu pelanggan-pelanggan yang selama ini belum terlayani. Jumlah household 60-70 juta, yang mungkin untuk membeli layanan household broadband gitu mungkin sekitar 25 sampai 30 jutaan,” kata Budi dalam Road Tech Conference 2022 CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2022).
“Nah pada kita sama-sama tahu yang selama ini telah terlayani mungkin angkanya 10 sampai 11 juta itu, masih ada lebih dari 10 sampai 15 juta calon pelanggan yang enggak terlayani. Bisa melayani dengan teknologi yang tepat dengan servis atau produk yang tepat dan harga yang tepat”.
Dengan fakta tersebut, tidak mungkin bisa dilakukan jika tak memanfaatkan teknologi hibrida dari fix dan mobile. Dengan harapannya layanan pelanggan bisa terlayani.
Dia juga menyinggung terkait infrastruktur yang ada di dalam Telkom, salah satunya adalah fiber optik. Menurutnya harapan Telkom adalah infrastruktur bisa menjangkau masyarakat secara luas.
Untuk membangun infrastruktur Telkom melakukan dengan partnership. IPO Mitratel juga dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan perusahaan.
“Itu baik dari sisi infrastruktur towernya maupun infrastruktur pendukungnya. Seperti misalnya fiber optik, salah satu strategi kita untuk jaringan lebih luas untuk masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Telkomsel juga diketahui telah meluncurkan 5G. Budi menjelaskan di Telkom jaringan tersebut jadi salah satu teknologi yang penting dan sebagai telko punya keinginan untuk mengadopsi 5G.
Namun menurutnya Telkom masih butuh dukungan dari resources seperti frekuensi. Selain juga dari kesiapan infrastruktur juga menjadi fokus perusahaan.
Budi juga menambahkan use case harus disiapkan bagi pasar B2B agar bisa digunakan industri. “Karena tanpa adanya usecase 5G tidak bisa digunakan secara maksimal,” kata Budi.