redaksiharian.com – Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) belakangan ini menjadi perbincangan publik. Bahkan, AI sudah mulai diterapkan di berbagai bidang kehidupan.

Menurut data dari Challenger, Gray and Christmas, 4.000 orang hilang pekerjaan akibat perkembangan teknologi AI.

Pasalnya, minat terhadap kemampuan teknologi yang berkembang pesat untuk melakukan tugas tingkat tinggi dan meringankan beban kerja semakin meningkat.

Perusahaan outplacement menunjukkan bahwa laporan pemutusan kontrak kerja dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mencapai lebih dari 80.000 pada Mei 2023. Jumlah tersebut melonjak hingga 20 persen dari bulan sebelumnya.

PHK terjadi karena bidang bisnis tidak akan lama lagi akan mengadopsi teknologi AI canggih untuk mengotomatiskan berbagai tugas termasuk perkerjaan kreatif, seperti menulis, serta perkerjaan administrasi dan tata usaha.

Salah satu media asing melaporkan dua copywriter yang kehilangan mata pencaharian karena kliennya memutuskan bahwa ChatGPT dapat melakukan pekerjaan itu dengan harga yang lebih murah.

Tak hanya itu, perusahaan media seperti CNET telah memberhentikan reporter yang menggunakan AI untuk menulis artikel, yang hasilnya harus dikoreksi karena plagiarisme.

Pada Maret 2023, bank investasi Goldman Sachs memperkirakan dalam sebuah laporan bahwa AI pada akhirnya dapat menggantikan 300 juta pekerjaan secara global.(Sarah Syifa Aisyah Khansa)***