redaksiharian.com – InDrive jadi pesaing yang bisa bikin Grab dan Gojek ketar-ketir. Pasalnya mereka menawarkan biaya bagi hasil aplikasi yang sedikit, hanya 10%.
Artinya jatah yang didapatkan pengemudi inDrive adalah 90%, cukup banyak dibandingkan aplikasi layanan ride-hailing yang rata-rata mengambil komisi 20%.
Director of Ride-Hailing APAC inDrive Roman Ermoshin, menuturkan dibandingkan kompetitor ojol lainnya, inDrive memang hanya mengambil komisi dari driver dengan jumlah yang lebih sedikit. Ia memastikan hal itu dilakukan agar kesejahteraan pengemudi tetap terjamin.
“Anda mengambil [pekerjaan sebagai pengemudi], dan aplikasi ini hanya menagih Anda 10%,” kata Ermoshin saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
“10% dari perjalanan dan sisanya adalah milik Anda, dan itu memberi Anda, secara harfiah, memberi Anda pekerjaan,” imbuhnya.
Aplikasi ini diluncurkan di 2012 untuk merespons keluhan masyarakat, yaitu layanan taksi online yang tidak adil.
Ia mengatakan, selama ini harga pasar pada aplikasi transportasi online ditentukan berdasarkan algoritme kompleks dan skema yang tidak transparan sehingga membuat harga tidak wajar. Karenanya, inDrive hadir dengan fitur dengan harga yang dapat dinegosiasikan.
“inDrive meyakini bahwa harga wajar adalah yang dapat dinegosiasikan oleh pelanggan secara langsung. Hal ini menjadi misi inDrive dalam menciptakan harga wajar kepada para pelanggan di berbagai negara di seluruh dunia,” ujarnya.
inDrive sendiri termasuk baru di industri ride-hailing Indonesia, yakni meluncur tahun 2021. Saat ini, inDrive telah memiliki lebih dari 600 ribu pengemudi.