redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan siang hari ini karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan sikap investor masih wait and see perkembangan terkait pengurangan ekspor minyak Kurdistan Irak.

Mengutip Refinitiv, pada perdagangan Kamis (30/3/2023) pukul 11.50 WIB harga minyak mentah Brent tercatat US$78,04 per barel, turun 0,31% dibandingkan posisi kemarin. Sementara jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,3% ke US$72,77 per barel.

Indeks dolar menguat 0,11% menjadi 102,75 siang ini membuat minyak yang dibanderol dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga kurang menarik.

Produsen telah menutup atau mengurangi produksi di beberapa ladang minyak di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara menyusul penghentian pipa ekspor utara, dengan lebih banyak pemadaman di cakrawala, pernyataan perusahaan menunjukkan.

Di sisi lain para pelaku pasar mengamati perkembangan mengenai minyak di Irak.

“Perubahan dalam politik dalam negeri Irak dapat mengarah pada penyelesaian politik yang tahan lama segera”, kata analis dari Citi seperti dikutip Reuteres pada Kamis (30/3/2023).

Ia juga memperkirakan aliran pipa dapat tumbuh sekitar 200.000 barel per hari (bpd).

Sementara itu, penurunan stok minyak mentah AS yang tak terduga membatasi penurunan harga, dengan impor longsor ke posisi terendah dalam dua tahun, berdasarkan data Administrasi Informasi Energi AS.

Persediaan minyak mentah turun 7,5 juta barel menjadi 473,7 juta barel hinga pekan yang berakhir pada24 Maret. Sedangkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters adalah kenaikan 100.000 barel.

Stok bensin turun 2,9 juta barel menjadi 226,7 juta barel, dibandingkan ekspektasi analis untuk penurunan 1,6 juta barel.

“Penguatan permintaan musiman pada akhir kuartal kedua diperkirakan akan mendorong harga (minyak) lebih tinggi dari level saat ini,” kata analis dari National Australia Bank.

Sementara itu, pemotongan produksi minyak mentah Rusia yang lebih rendah dari target meredakan kekhawatiran pasokan.

Produksi minyak mentah Rusia turun sekitar 300.000 bpd dalam tiga minggu pertama bulan Maret, kurang dari target awal sebesar 500.000 bpd, kata seorang sumber kepada Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com