redaksiharian.com – – Elektabilitas bakal calon presiden (capres) dari PDI-P Ganjar Pranowo unggul tipis di kalangan pemilih perempuan, dibandingkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Hasil survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, 20,8 persen pemilih perempuan memilih Ganjar sebagai capres bila pemilihan umum dilaksanakan saat survei berlangsung.

“Meski mengalami sedikit penurunan, di kelompok pemilih perempuan, Ganjar Pranowo masih berada di posisi teratas dengan elektabilitas 20,8 persen. Angka ini menurun 0,3 persen dari survei Januari 2023,” tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Kamis (25/5/2023).

Turunnya elektabilitas Ganjar di kalangan pemilih perempuan membuat selisih tingkat keterpilihan antara gubernur Jawa Tengah itu dan Prabowo terpaut tipis atau masih dalam rentang margin of error lebih kurang 2,83 persen.

Prabowo yang berada di posisi kedua tercatat memiliki elektabilitas sebesar 19 persen di kalangan pemilih perempuan.

Berbeda dengan Ganjar, elektabilitas Prabowo tercatat naik 4 persen dari sebelumnya 15 persen pada survei bulan Januari 2023.

“Sehingga hanya selisih 1,8 persen dengan Ganjar. Padahal, pada survei Januari 2023 masih terpaut cukup lebar di 6,1 persen,” tulis Litbang Kompas.

Sementara itu, elektabilitas bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan di kalangan pemilih perempuan juga naik dari 12,5 persen menjadi 15 persen.

Adapun nama-nama lain yang disurvei elektabilitasnya berada di bawah 10 persen, yakni Ridwan Kamil 7 persen; Sandiaga Uno 2,3 persen; Agus Harimurti Yudhoyono 2 persen; tokoh lainnya 5,3 persen. Sedangkan 28,6 persen responden menjawab tidak tahu.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 33,8 persen pemilih perempuan masih bisa berubah pilihan atau berstatus sebagai swing voters.

Sementara itu, ada 33,7 persen responden yang menyatakan pilihan calon presidennya sudah pasti.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023.

Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.