Latihan yang merupakan pengembangan dari latihan bilateral antara antara TNI Angkatan Darat (TNI AD) dan Angkatan Darat Amerika (US Army) ini merupakan salah satu latihan multi-nasional gabungan terbesar di Indo-Pasifik.

Lebih dari 4.000 tentara gabungan dari 14 negara, termasuk negara-negara yang baru pertama kali ikut serta seperti Australia, Singapura dan Pasukan Bela Diri Jepang ikut mendukung latihan ini. Ada pula peserta dari Kanada, Prancis, India, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, Papua Nugini, Timor Leste dan Inggris.

Panglima TNI Jenderal Andhika (kiri) bersama US Army Pacific Command General Flynn memeriksa kesiapan pasukan peserta Super Garuda Shield 2022. (VOA/Indra Yoga)

Panglima TNI Jenderal Andhika (kiri) bersama US Army Pacific Command General Flynn memeriksa kesiapan pasukan peserta Super Garuda Shield 2022. (VOA/Indra Yoga)

Berbicara pada wartawan seusai pembukaan acara, Flynn mengatakan latihan bersama antar-militer ini bukan hanya memperkuat hubungan antar negara yang terlibat, tetapi sekaligus menjaga stabilitas kawasan.

“Saat kita bersama, kita akan menjadi lebih kuat, menjadi kekuatan multinasional. Garuda Shield adalah wujud penting dari kerja sama, interoperabilitas dan semangat persatuan dari sebuah kelompok negara yang mempunyai keinginan untuk menciptakan wilayah indo-pasifik yang bebas dan terbuka serta menjaga tatanan dengan berdasarkan aturan,” kata Flynn.

Latihan Tidak untuk Kirim Isyarat pada China

Andika Perkasa membantah jika latihan bersama ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan China di Laut China Selatan.

“Seperti yang disampaikan oleh Jendral Flynn tadi, ini adalah salah satu ketertarikan untuk negara-negara di wilayah sekitar kita ini untuk berlatih bersama. Karena sebetulnya di negara lain (latihan militer bersama.red) lebih sering. Kita tidak terlalu sering, dan ini adalah momentum yang ingin kita lakukan, dan sama sekali tidak ada pesan apapun kepada siapa pun,” tandasnya.

Panglima TNI Jenderal Andhika (kiri) dan US Army Pacific Command General Flynn berharap Super Garuda Shield 2022 jadi ajang memperkuat kerjasama antar negara peserta. (VOA/Indra Yoga)

Panglima TNI Jenderal Andhika (kiri) dan US Army Pacific Command General Flynn berharap Super Garuda Shield 2022 jadi ajang memperkuat kerjasama antar negara peserta. (VOA/Indra Yoga)

Sebelumnya Ketua Kepala Staf Gabungan Jendral Mark Milley, yang dalam perjalanan ke Australia sempat singgah di markas TNI di Cilangkap pada 24 Juli lalu, mengatakan “militer China di laut dan udara secara sigifikan telah menjadi semakin agresif di kawasan ini.” Ia telah meminta stafnya untuk mengumpulkan rincian interaksi antara China dan Amerika serta negara-negara lain di kawasan itu.

Meningkatkan Profesionalitas Kekuatan Pertahanan

Diwawancarai secara terpisah, mantan Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan keyakinannya bahwa latihan ini semata-mata untuk meningkatkan kekuatan pertahanan negara-negara yang terlibat dan bukan untuk memberi isyarat tertentu pada negara lain, atau membangun apa yang disebutnya sebagai “persekutuan pertahanan.”

“Latihan ini adalah untuk meningkatkan profesionalitas kekuatan-kekuatan pertahanan masing-masing untuk bisa saling memahami. Kita percaya setiap negara akan menjalankan kebijakan luar negerinya dengan pihak mana pun berlandaskan kepentingan nasional masing-masing, yang tidak bisa didikte atau diatur. Indonesia memiliki politik luar negeri bebas aktif yang membuat kita tidak pernah terlibat dalam persekutuan pertahanan, meskipun dalam sejarah kita dikelilingi dengan berbagai persekutuan itu. Tetapi setiap negara memiliki hak untuk memunculkan karakternya guna mencapai tujuan nasionalnya masing-masing. Jadi latihan bersama ini hanya memiliki satu tujuan yaitu meningkatkan profesionalitas kekuatan pertahanan masing-masing negara,” kata Agus.

Setiap negara yang ikut serta dalam latihan gabungan “Super Garuda Shield 2022” akan menjalani serangkaian skenario latihan, seperti latihan lapangan, operasi amphibi dan penyerbuan, operasi udara dan latihan perebutan lapangan udara, latihan operasi militer di medan perkotaan, dan latihan pos komando yang memungkinkan melatih kemampuan pasukan untuk merencanakan, memberi komando dan berkomunikasi satu sama lain dalam suatu simulasi. Beragam senjata canggih dan kendaraan perang serta material pendukungnya juga dihadirkan dalam latihan bersama tahun ini, seperti kapal perang, pesawat tempur dan pesawat angkut personel, helikopter serbu, peluncur misil dan lainnya.

Latihan gabungan yang akan berlangsung selama dua minggu ini diadakah di beberapa lokasi, antara lain Baturaja di Sumatera Selatan, Dabo Singkep di Kepulauan Riau, dan Amborawang di Kalimantan Timur. [iy/au/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.