Suku Zulu di Afrika Selatan sedang bersiap menyelenggarakan acara tradisional penobatan raja baru di tengah perpecahan internal yang mengancam akan menghancurkan keluarga kerajaan.
Misuzulu ka Zwelithini, putra mendiang Raja Goodwill Zwelithini yang meninggal pada Maret tahun lalu, pada hari Sabtu (20/8) akan menjalani ritual tradisional yang dikenal sebagai ukungena esibayeni (memasuki desa kerajaan) untuk menandai pelantikannya sebagai pemimpin baru suku Zulu.
Zulu adalah kelompok etnik terbesar di Afrika Selatan dengan lebih dari 12 juta orang anggotanya, yang sebagian besar menetap di provinsi pesisir KwaZulu-Natal.
Suku Zulu secara historis diakui telah melakukan perlawanan sengit terhadap kolonialisme Inggris di bawah Raja Shaka Zulu dari tahun 1816 hingga 1828.
Upacara tersebut diperkirakan akan dihadiri oleh ribuan orang Zulu termasuk anggota keluarga kerajaan, dan para pemimpin adat dari kelompok-kelompok etnis lain.
Acara penobatan akan berlangsung meskipun ada tantangan dari beberapa anggota keluarga kerajaan yang bersikeras bahwa Misuzulu bukanlah pewaris takhta yang sah.
Misuzulu adalah putra tertua Goodwill dari istri ketiganya Ratu Mantfombi Dlamini-Zulu, yang dilaporkan menikmati status lebih tinggi di antara enam istrinya karena ia lahir dari keluarga kerajaan Eswatini (sebelumnya dikenal sebagai Swaziland).
Ratu Dlamini-Zulu menjadi pemimpi tertinggi suku Zulu setelah kematian suaminya tetapi ia meninggal sekitar sebulan kemudian, dan menunjuk putra sulungnya Misuzulu sebagai penerus dalam surat wasiatnya.
Namun, beberapa anggota keluarga kerajaan menentang Misuzulu sebagai penerus, dan justru mengakui anak laki-laki tertua mendiang Raja Goodwill Zwelithini, Simagade Zulu kaZwelithini, sebagai ahli waris yang sah.
Akhir pekan lalu, faksi keluarga saingan mengadakan upacara ukungena esibayeni untuk Simagade meskipun tidak diakui oleh para tetua keluarga kerajaan lainnya yang mendukung Misuzulu sebagai raja yang sah.
Situasi makin keruh pada hari Kamis, setelah tiga saudara laki-laki Simagade mengadakan konferensi pers di Johannesburg di mana mereka mengumumkan saudara laki-laki mereka yang lain, Buzabazi ka Zwelithini, sebagai pewaris takhta pilihan mereka.
Almarhum Raja Goodwill dilaporkan menjadi ayah 28 anak dari enam istrinya.
Pemerintah Afrika Selatan mengakui Misuzulu sebagai pewaris takhta yang sah dan akan memberinya sertifikat pengakuan pada tanggal yang masih belum ditentukan.
Posisi Raja Zulu sangat berpengaruh di provinsi KwaZulu-Natal karena dianggap sebagai penjaga adat tradisional kelompok etnis itu.
Raja itu juga memegang kendali atas petak-petak tanah yang luas, yang diperkirakan sekitar 30 persen dari wilayah KwaZulu-Natal atau 10.810 mil persegi, melalui Ingonyama Trust di mana ia merupakan satu-satunya wali. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.