RedaksiHarian – Di samping kebahagiaan karena hasil podium 1-2 melalui Jorge Martin (Pramac) dan Enea Bastianini (Ducati), Ducati juga menelan pil pahit dari balapan di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal, Minggu (24/3/2024).
Penyebabnya adalah perang saudara antara Francesco Bagnaia dan Marc Marquez yang juga mengendarai motor Desmosedici GP.
Saat balapan menyisakan tiga lap lagi, kedua pembalap juara dunia MotoGP tersebut tersungkur gegara bersenggolan di Tikungan 5 saat berebut posisi keempat.
Insiden bermula saat Marquez menyalip Bagnaia dari sisi dalam tikungan berbentuk jepit rambut itu dan melebar di bagian tengah tikungan.
Bagnaia memanfaatkannya untuk merebut kembali posisinya. Namun, saat dia menyelinap dari sisi dalam, Marquez menutup jalur lombanya sehingga kontak tidak terhindarkan.
Keduanya terjatuh ke atas gravel. Bagnaia menunjukkan kekesalan karena gagal finis sedangkan Marquez fokus berusaha melanjutkan balapan lagi walau akhirnya cuma finis ke-16.
Tidak ada hukuman apapun yang diberikan oleh FIM Stewards. Benturan itu hanya dianggap sebagai racing incident alias insiden lomba biasa.
Bagnaia dan Marquez juga sepakat.
Akan tetapi, Marquez merasa Bagnaia seharusnya tak perlu ngotot untuk menyalip kembali sementara sang tertuding menilai manuvernya tidak membahayakan.
Dalam situasi ini, Gigi Dall’Igna selaku orang nomor satu di tim balap Ducati memilih untuk menunjukkan penyesalannya saja.
“Insiden itu membuat mereka kehilangan peluang untuk mencetak poin kejuaraan, dalam lomba yang kompleks di mana mereka tidak dapat bersaing untuk kemenangan.”
Kekhawatiran soal meningkatnya risiko kecelakaan karena kehadiran Marc Marquez di tim satelit sejatinya telah diutarakan CEO Ducati, Claudio Domenicali, pada akhir tahun lalu.
Si Semut dari Cervera memang punya riwayat kontak fisik dengan rider lain di lintasan. Gaya balapan yang agresif menjadi penyebabnya.
“Apa yang kami harapkan adalah balapan yang kompetitif tanpa insiden apapun. Saya tidak menyukai benturan antarpembalap karena itu berbahaya.”
“Dari waktu ke waktu, Marc sedikit seperti itu,” ucap orang nomor satu di Ducati itu sebagaimana diberitakan Corse di Moto pada Desember 2023.
Adapun Dall’Igna tidak ingin menambah kontroversi. Dia menutup pernyataannya soal insiden antara dua jagoannya itu dalam dua kalimat saja.
“Sejujurnya, komentar lain akan sangat berlebihan,” ucap pria jenius berjanggut putih itu.
Bagnaia lantas mengalihkan perhatiannya kepada Bagnaia yang merupakan ujung tombak Ducati berkat raihan gelar juara dunia dalam dua musim terakhir.
Pembalap bernomor 1 itu tidak menunjukkan keistimewaannya dalam menemukan performa puncak dalam babak terpenting yaitu balapan grand prix.
Kecepatan tinggi sejatinya sempat ditunjukkan Bagnaia dengan memimpin saat sprint walau kesalahan sendiri membuatnya merugi.
“Kemarin adalah akhir pekan yang sulit bagi Pecco (Bagnaia), dia tidak bisa menemukan keseimbangan yang tepat,” ungkap Dall’Igna.
“Ini tidak seperti apa yang dilakukannya di kesempatan lainnya, meski saat sprint semuanya terlihat baik sampai kesalahan yang menggagalkan kemenangannya.”
“Perasaan yang tidak pasti, kesulitan yang terus menerus terjadi, semua ini akhirnya dikonfirmasi dengan cara yang paling buruk.”
“Kami harus memahami mengapa dan menemukan solusinya tanpa khawatir, inilah yang terpenting pada akhirnya.”
Musim lalu Bagnaia juga nol poin dalam balapan keduanya. Tren buruk pada awal musim lalu bisa terulang jika hasil serupa terjadi pada balapan ketiga.
MotoGP 2024 akan dilanjutkan dengan seri ketiga yang akan dihelat pada 12-14 April mendatang di Sirkuit Americas, Austin, Amerika Serikat.