RedaksiHarian – Ambisi Marc Marquez untuk bangkit dari keterpurukan di MotoGP menghadapi tantangan dari mereka yang tak ingin kalah untuk unjuk gigi.

Di usia yang menginjak 31 tahun, mantan Bayi Alien tersebut sudah mendapat tekanan dari titisannya sendiri yaitu Pedro Acosta pada MotoGP 2024.

Acosta, yang memperkuat Red Bull GASGAS Tech3, seolah tak ingin membiarkan Marquez, tampil bagi Gresini Racing, untuk berada di depannya.

Dua kali balapan MotoGP 2024 dihelat musim ini dan dua kali pula sang Rookie melibatkan diri dalam duel dengan sang (calon) Legenda.

“Dia (Marquez) dulu melakukannya dengan (Valentino) Rossi dan sekarang saya telah melakukannya,” ucap Acosta, dilansir dari Crash.net.

“Kita harus menjadi pengganggu. Julurkan kepala Anda dan buatlah kehebohan. Itu sangat indah,” imbuh si Hiu dari Mazarron.

Musuh Marquez berpeluang untuk bertambah.

Jika Acosta datang dari generasi pembalap anyar, rival lain yang akan dihadapi Marquez datang dari deretan musuh lamanya.

Sosok yang dimaksud adalah Andrea Iannone, eks pembalap MotoGP yang pernah menjadi pesaing kuat Marquez sejak kelas Moto2.

“Saya tidak tahu apakah dia bisa mengalahkan Marquez, mungkin tidak.”

“Tapi harus dikatakan bahwa Marquez selalu bilang Iannone adalah satu-satunya pembalap yang ditakutinya.”

“Dalam duel jarak dekat di Moto2, dia mengalahkannya beberapa kali,” demikian testimoni dari mantan manajer Iannone yaitu Carlo Pernat kepada GPOne.com.

Iannone sudah absen dari MotoGP sejak kasus doping yang membuatnya terkena skor dari dunia balap motor pada 2020.

Kembalinya The Maniac ke MotoGP kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, tanda-tandanya sudah terlihat.

Mengutip GPOne.com, Iannone menjadi salah satu opsi calon pabrikan baru MotoGP yaitu BMW dalam rencana mereka untuk mentas di ajang balap grand prix pada 2027.

“Carmelo Ezpeleta, bos Dorna, membuka pintu untuk masuknya pabrikan yang berbasis di Munich itu ke MotoGP mulai 2027.”

“Pengalaman seseorang seperti Andrea dapat menjadi dukungan besar untuk tantangan baru ini,” tulis GPOne dalam artikel SBK, Iannone: Daya Tarik Tes dengan Ducati MotoGP dan BMW Mengintai.

Iannone memang masih terikat kontrak dengan Ducati. Dia memperkuat Team GoEleven, tim satelit pabrikan asal Borgo Panigale itu di ajang WSBK sekembalinya dari masa skors.

Namun, Ducati harus mencari solusi untuk menahan Iannone.

Kecepatan rider berusia 34 tahun itu masih menghadirkan daya tarik kendati sempat dilarang berlomba selama empat tahun.

Dalam dua seri yang sudah berjalan di WSBK, Iannone telah naik podium dua kali dan hampir tidak pernah finis di luar posisi empat besar.

Walau perpanjangan kontrak dengan Team GoEleven menjadi salah satu opsi, Iannone jelas tidak akan menolak jika ada kursi tim pabrikan yang kosong.

Ducati masih tanda tanya karena sedang menanti keputusan pembalap nomor satu mereka, Alvaro Bautista, apakah akan pensiun atau tetap balapan.

Di sisi lain, BMW akan punya satu kursi yang kosong musim depan jika kontrak Michael van der Mark, pembalap keturunan Indonesia, tidak diperpanjang.

Dalam musim keempatnya bersama BMW, juara dunia World Supersport satu kali itu belum bisa mengimbangi rekan setim barunya, Toprak Razgatlioglu, yang sudah menang dua kali.

Sementara Iannone sendiri, dia masih melihat potensi dari karier balapnya yang telah memasuki usia veteran.

Dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Iannone melihat tes bersama motor Ducati di MotoGP yaitu Desmosedici GP sebagai salah satu kemungkinan.