redaksiharian.com – Akibat dari pandemi yang terjadi sejak beberapa waktu lalu, banyak startup dari berbagai bidang terpaksa harus mendapatkan pukulan keras terhadap bisnis mereka.
Seperti startup di bidang rekrutmen karyawan atau lowongan pekerjaan misalnya. GrabJobs, yang merupakan startup asal Singapura yang bergerak di bidang itu mengakui hal tersebut.
Emmanuel Crouy selaku Co-founder and CEO GrabJobs, mengungkapkan bahwa situasi pandemi membuat perusahaannya untuk mengambil keputusan yang dapat meminimalkan kerusakan dan membuat perusahaan beradaptasi cepat dengan tantangan-tantangan baru.
“Ketika Singapura mulai menerapkan self distancing pada Februari 2020, kami sadar bahwa krisis menghadang kami di depan dan kami harus membuat perubahan besar dengan cepat untuk dapat menghadapinya,” ujar Emmanuel.
Grabjobs pun akhirnya melakukan pengorbanan besar secara drastis dengan memotong biaya hingga 75%.
“Langkah-langkahnya dimulai dari PHK, pemotongan gaji, hingga pemotongan operasional bisnis. Alhasil dengan pengurangan anggaran yang telah dilakukan, kami harus 200% lebih kreatif dalam meraih akuisisi pengguna dan klien,” ungkap Emmanuel.
GrabJobs sendiri mengklaim telah menggunakan periode aktivitas rendah selama circuit breaker untuk bereksperimen dengan growth hacks.
“Akibat kondisi pasar saat ini dan peningkatan yang kami lakukan pada model akuisisi, kami telah menambahkan 50.000 pengguna baru secara organik setiap bulan. Tingkat aktivitas tertinggi berasal dari Indonesia di mana lamaran kerja telah tumbuh 20 kali dalam 2 bulan terakhir, sementara kami menghabiskan $0 dalam strategi marketing,” jelas Emmanuel.
Solusi Hemat Biaya untuk Perusahaan
Singapura saat ini tengah mengalami resesi ekonomi dan pemulihannya diperkirakan lambat.
Selama masa krisis ekonomi seperti inilah bisnis harus melakukan penghematan untuk operasionalnya.
Menurut Head of Business Development GrabJobs, Valentin Berard, ini adalah saat yang tepat untuk menawarkan solusi hemat biaya (cost-saving solutions).
Dalam hal tersebut, GrabJobs telah membantu perusahaan menghemat biaya, waktu dan sumber daya dengan mengurangi 90% proses rekrutmen.
Di sisi yang sama, pengeluaran biaya perusahaan sebanding dengan solusi rekrutmen premium yang GrabJobs berikan.
“Dalam sebulan terakhir kami melihat rekor jumlah klien yang berlangganan terus bertambah, ini lebih tinggi daripada saat situasi pra-pandemi. Tentu ini merupakan tanda positif bahwa ekonomi di kawasan ini meningkat meskipun ada kekhawatiran gelombang kedua akan segera terjadi,” kata Valentin.
Peningkatan ketidakamanan kerja dan langkah-langkah pemotongan biaya perusahaan yang dilakukan akibat pandemi Covid-19 tampaknya telah mendukung platform seperti GrabJobs untuk terus berinovasi menyelesaikan masalah.
Ketika ditanya tentang inovasi platform kerja, Emmanuel menjawab langkah logis berikutnya adalah menambahkan layanan gratis terkait pekerjaan sehingga dapat meningkatkan mata pencaharian seseorang.
“Kami akan segera mempelopori ekosistem kami untuk pencari kerja yang akan mencakup kursus online, layanan keuangan, dan promosi gaya hidup,” jelas Emmanuel.
Untuk diketahui, GrabJobs merupakan startup yang menyediakan platform otomatisasi rekrutmen yang berfokus pada pekerja atau karyawan garis depan (frontline workers).
Berdiri sejak awal 2016, GrabJobs hadir sebagai pelopor platform karier di Asia Tenggara yang memanfaatkan Interview Chatbots dalam proses melamar pekerjaan.
Hal ini memungkinkan pencari kerja dapat segera direkrut dalam waktu yang singkat, bahkan sehari saja.
Sampai saat ini, tercatat GrabJobs telah memiliki lebih dari satu juta pengguna.
Selain itu, juga sudah ada ribuan perusahaan yang menggunakan platform GrabJobs untuk mempermudah proses rekrutmen karyawan untuk di store (toko) atau cabang mereka.
Beberapa nama perusahaan tersebut seperti Uniqlo, Nike, Haidilao, H&M, Zara, KFC, Intercontinental Hotel Group dan Paradise Group.