RedaksiHarian – Korea harus angkat koper lebih cepat usai dibekuk Yordania 0-2 pada laga semifinal di Ahmad bin Ali Stadium, Selasa (6/2/2024).
Dua gol dari Yazan Al Naimat dan Mousa Tamari menjegal langkah Taegeuk Warriors menuju final.
Korea sendiri merupakan salah satu tim favorit dengan dua kali jawara Piala Asia.
Nyatanya, mereka tumbang dari Yordania yang tak punya sejarah juara.
Sebelum tahun ini, laju terjauh tim berjulukan The Chivalrous di pesta sepak bola Benua Kuning adalah mencapai perempat final (2004 dan 2011).
Menurut Son Heung-min selaku kapten Korea, salah satu kesalahan yang bikin timnya kalah adalah buruk dalam penyelesaian akhir.
Korea mencatatkan tujuh tembakan dan tak ada satu pun mengenai target.
Adapun kubu Yordania menebar 10 shot dengan tujuh di antaranya on target.
“Ini kesalahan dari kami, jelas,” kata Son kepada beIN Sports.
“Kami memperoleh beberapa peluang dan sebelum rehat kami mendapat kans untuk mencetak gol, tapi meleset.”
“Yordania juga punya peluang pada babak pertama.”
“Kami masih memiliki tim muda dan ini menjadi pengalaman unik.”
“Saya pikir kami harus belajar dari kesalahan seperti ini dan menatap ke depan karena tidak ada waktu untuk menyesal,” ujar sang winger.
Son tak dapat menutupi kekecewaanya pasca-Korea tereliminasi.
Korea dua kali melakukan comeback luar biasa pada fase knock-out.
Saat babak 16 besar, mereka memaksa Arab Saudi bermain imbang 1-1 setelah tertinggal lebih dulu.
Pemenang pun harus ditentukan lewat adu penalti lantaran skor tak berubah usai 120 menit rampung.
Pada babak adu tos-tosan, Korea melibas Arab Saudi 4-2.
Korea kembali menunjukkan semangat juang tinggi tatkala menantang Australia dalam perempat final.
Sempat kebobolan lebih dulu, Korea membalikkan skor dan menyegel kemenangan 2-1 berkat gol Son pada masa perpanjangan waktu.
“Sangat mengecewakan, merasa hancur atas hasil ini,” ucap Son.
“Kami melewati perjalanan luar biasa di turnamen ini dan kami berjuang sampai akhir.”
“Malam ini sungguh mengecewakan,” tutur bintang Tottenham Hotspur itu.