redaksiharian.com – Bos Yamaha MotoGP , Lin Jarvis membandingkan MotoGP zaman baheula dan MotoGP zaman now alias era modern saat ini. Simak perbandingan antara keduanya.

Ketika berbicara MotoGP zaman baheula alias MotoGP tempo lama di masa kejayaan joki-joki kondang pada peralihan era 2 tak ke 4 tak, maka ada nama-nama pembalap legenda seperti Valentino Rossi , Casey Stoner, Dani Pedrosa, hingga Jorge Lorenzo .

Sementara MotoGP modern, yakni dengan kemunculan Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo, atau yang paling senior di era joki modern, Marc Marquez.

Untuk Lin Jarvis, dalam membandingkan kedua zaman MotoGP tersebut tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Karena menurutnya banyak variable yang berpengaruhi seperti teknologi motor dan lain-lain.

“Saya selalu sangat berhati-hati dalam membandingkan pembalap dari era lain. Saya ingat dulu ada yang disebut empat alien (Rossi, Stoner, Lorenzo dan Pedrosa, red). Mereka berada di level yang berbeda dari yang lain, karena mereka memenangkan segalanya di antara pembalap-pembalap lain,” ujarnya.

“Tapi hari ini tidak lagi demikian. Sekarang mungkin ada 8 hingga 10 pembalap yang memainkan permainan ini secara teratur, dan sekarang Anda melihat banyak pemenang balapan yang berbeda. Saya pikir itu karena performa semua motor menjadi jauh lebih mirip,” katanya.

Pada saat yang sama, argumennya juga didukung pernyataan Francesco Bagnaia yang paling baru. Yakni dalam membandingkan joki-joki kunci atau unggulan di MotoGP ‘era baru’ alias tahun 2023 mendatang.

Menurut Francesco Bagnaia, tidak bisa bila hanya melihat joki seperti dirina dan Enea Bastianini. Tapi menurutnya ada joki-joki Italia yang lain pula.

“Dalam balapan, semua orang akan memikirkan dirinya sendiri dan musim ini pertarungan terbaik untuk saya mungkin dengan Enena. Tapi ada juga orang Italia kuat lainnya,” kata Bagnaia.

“Orang itu adalah Marco Bezzecchi, Luca Marini, hingga Franco Morbidelli. Mereka bisa menang dan itu yang mengingatkan saya pada periode Valentino Rossi , Francesco Bagnaia, Loris Capirossi, serta Marco Melandri. Kami berlima tumbuh bersama dan akan menyenangkan untuk saling bertarung,” kata Bagnaia, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Gpone.

Perlu diketahui, pada tahun 2022, Enea Bastianini dan Francesco Bagnaia adalah dua joki dengan kemenangan paling banyak.

Francesco Bagnaia mengantongi 10 catatan kemenangan, sementara Enea Bastianini menyusulnya di angka 4 kemenangan.

Fabio Quartararo yang menjadi runner up kejuaraan dunia di tahun 2022 saja hanya mampu mengantongi 3 kemenangan.***