redaksiharian.com – Mantan perdana menteri Italia sekaligus raja media Silvio Berlusconi meninggal dunia pada Senin dalam usia 86 tahun.

Berlusconi dirawat di San Raffaele Milan pekan lalu karena komplikasi leukimia kronis yang tidak diketahui sebelumnya, setelah 45 hari dirawat di rumah sakit.

Keluarganya bergegas mendatangi rumah sakit Senin pagi.

Sekutu politiknya yang juga ketua Liga, Matteo Salvini, mengumumkan kabar kematian ini. Dia meminta satu menit mengheningkan cipta untuk menghormati Berlusconi yang dia gambarkan “orang hebat dan orang Italia yang hebat.”

Kesehatan Berlusconi semakin menurun beberapa pekan terakhir. Jumat pekan lalu dia dilarikan ke San Raffaele untuk kedua kalinya dalam tiga pekan terakhir.

Selama bertahun-tahun dia menderita masalah jantung dan kanker prostat, serta pernah dirawat di rumah sakit karena infeksi COVID-19 yang akutpada 2020.

“Selamat tinggal Silvio”

“Silvio Berlusconi adalah pejuang. Dia orang yang tidak pernah takut membela keyakinannya,” kata Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dalam pesan video.

“Keberanian dan tekadnya itulah yang membuatnya menjadi salah satu orang paling berpengaruh dalam sejarah Italia.”

“Bersama dia, kita berjuang, menang dan kalah dalam berbagai pertempuran. Selamat tinggal Silvio,” kata dia.

Tinggalkan jejak bisnis, media, olahraga, dan politik

Konglomerat yang beralih menjadi politisi itu mendominasi kancah politik Italia selama tiga dekade dengan mengenalkan model komunikasi revolusionernya dan lama dikenal sebagai kingmaker, terlepas dari serangkaian masalah yudisial yang dihadapinya.

Dia lahir di Milan pada 29 September 1936, dari keluarga kelas menengah, dan memulai karir kewirausahaannya sebagai pengembang real estate sampai menjadi orang kaya raya.

Pada 1980, dia mendirikan jaringan televisi komersial pertama di Italia, Canale 5, yang mendominasi gelombang udara Italia. Dia melakukan diversifikasi ke berbagai sektor dari ritel hingga penerbitan, serta tim sepak bola AC Milan.

Dia akhirnya memiliki lebih dari 150 bisnis yag bernaung dalam sebuah perusahaan induk bernama Fininvest.

Berlusconi masuk dunia politik pada 1994 ketika dia membentuk partai kanan-tengah Forza Italia.Berkat strategi pemasarannya yang sukses dan keterampilan komunikasi yang ciamik, dia terpilih menjadi perdana menteri. Namun, masa jabatan pertamanya tidak berjalan mulus.

Segera setelah menjabat pada Mei 1994, hakim menggelar penyelidikan korupsi terhadap kerajaan bisnisnya. Bukan itu saja, perselisihan dalam koalisi pemerintahan memuncak setelah sekutu utamanya dalam aliansi Liga Utara, membelot. Mosi tidak percaya lalu memaksa Berlusconi mengundurkan diri pada Desember 1994, tetapi menjabat caretaker hingga Januari setelahnya.

Dia kemudian divonis bersalah atas kasus penipuan dan korupsi, tetapi kemudian vonis itu dicabut. Dia tetap memimpin Forza Italia walaupun menghadapi tuduhan dan kritik karena kendalinya atas media di Italia.

Beberapa tahun kemudian, Berlusconi kembali ke dunia politik dengan menjanjikan pemotongan pajak, memperluas lapangan pekerjaan, dan pensiun yang lebih panjang saat memimpin koalisi kanan-tengah yang kemudian memenangkan pemilu 2001. Dia pun kembali menjadi perdana menteri.

Kombinasi krisis utang zona euro, perpecahan dalam partainya, dan skandal pesta “bunga-bunga” yang menampilkan penari telanjang di kediaman pribadinya, memaksa Berlusconi keluar dari jabatannya untuk terakhir kalinya pada 2011.

Pada 2013, Senat Italia mengeluarkan Berlusconi karena dituding menggelapkan pajak bisnis medianya. Dia dilarang memegang jabatan publik selama lima tahun. Dia pun meninggalkan gelanggang politik selama beberapa bulan.

Tetapi, meskipun pada 2016 terkena serangan jantung yang menurut dokter pribadinya bisa membunuhnya, Berlusconi kembali ke dunia politik.

Setelah menjalani hukuman satu tahun kerja sosial karena tuduhan penipuan pajak, pengadilan mengeluarkan putuskan yang membolehkan dia memangku jabatan publik sekali lgi.Dia kemudian memenangkan kursi Parlemen Eropa pada 2019 dalam usia 82 tahun.

Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang populisme nasionalis di Italia memberi Berlusconi kesempatanmemainkan peran pemimpin moderat-kanan moderat yang bertanggung jawab dan pro-Uni Eropa.

Rujuknya lagi dia dengan Eropa terkonfirmasi setelah Forza Italia bergabung dengan koalisi “persatuan nasional” pimpinan mantan presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, sebagai penjamin stabilitas politik.

Dalam pemilu terakhirnya pada September 2022, Berlusconi menegaskan sekali lagi peran pentingnya sebagai bagian dari koalisi kanan pimpinan tokoh kanan Giorgia Meloni yang memenangkan pemilu dan menjadi perempuan pertama yang menjadi perdana menteri sepanjang sejarah Republik Italia.

Pengusaha media berusia delapan puluhan tahun tersebut juga kembali ke parlemen setelah memenangkan kursi Senat hampir satu dekade setelah dilarang mengisi jabatan publik.

Saat itu nasib Forza Italia berakhir lebih baik dengan meraup delapan persen suara, tepat di belakang salah satu sekutunya yang anti-imigran, Liga Utara pimpinan Salvini.

Berlusconi bersumpah untuk melembutkan dua partai radikal dalam koalisi kanan-tengahnya.

Sumber: Anadolu