redaksiharian.com – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan selama konferensi pers yang diadakan di Beijing pada hari Senin (19/6/2023).

Blinken memang menyebutkan agresi China yang meningkat terhadap Taiwan, tapi meyakinkan pemerintah China bahwa AS menentang setiap perubahan sikap negara saat ini, menekankan berbagai perjanjian dan tindakan yang mendukung kebijakan “Satu-China”.

“Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, kami tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo oleh kedua belah pihak. Kami terus mengharapkan penyelesaian damai atas perbedaan lintas selat,” ujar Blinken, seperti dikutip dari NextShark.

Sebelum konferensi pers Blinken, dia berpartisipasi dalam serangkaian pertemuan diplomatik yang bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih kooperatif dengan China, termasuk diskusi dengan Ketua China Xi Jinping dan menteri kebijakan luar negeri China Wang Yi.

Pernyataan Blinken bertepatan dengan yang dibuat oleh Yi, yang sebelumnya mengungkapkan sentimen serupa tentang kemerdekaan Taiwan selama pertemuannya dengan Blinken.

Menurut pembacaan diskusi dari Kementerian Luar Negeri China, Yi menekankan sikap tegas China tentang masalah ini, menyatakan bahwa tidak ada ruang untuk kompromi atau konsesi dan bahwa AS harus mematuhi kebijakan “Satu-China” dan menentang kemerdekaan

Posisi Blinken tampaknya bertentangan dengan pernyataan Presiden Joe Biden sebelumnya bahwa AS akan campur tangan secara militer untuk membela Taiwan jika terjadi invasi China.

Para pendukung kebijakan Satu China telah lama menekankan keberhasilannya dalam mencegah permusuhan terbuka antara China dan Taiwan.

Namun, para penentang berpendapat bahwa kebijakan tersebut kurang koheren, mengingat kepentingan AS dalam membela Taiwan dan pengakuan diam-diam atas hak Taiwan untuk menentukan nasib sendiri.

Beberapa kritikus konservatif terhadap pemerintahan Biden menyatakan frustrasi dengan pernyataan Blinken.

Jim Banks, yang bertugas di House Select Committee on the Strategic Competition antara AS dan Partai Komunis China, memandang sikap tersebut sebagai bentuk kelemahan.

Sementara itu, rekan senior di Dewan Kebijakan Luar Negeri Amerika Michael Sobolik mengatakan Blinken telah bertentangan dengan komitmennya sebelumnya untuk terlibat dengan China dalam masalah ini.