redaksiharian.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan pembatasan penyaluran BBM Subsidi harus segera dilakukan, khususnya pembatasan penggunaan Pertalite. Nicke mengatakan pihaknya masih menunggu terbitnya aturan pembatasan pembelian Pertalite melalui Revisi Perpres 191/2014.

Tanpa regulasi tersebut, Nicke menyatakan pihaknya tak bisa melakukan pembatasan. Maka dari itu dia mengaku sudah sempat mendorong pemerintah segera mengesahkan revisi Perpres tersebut.

“Ini belum ada pengaturan untuk Pertalite, jadi Pertalite harus diatur sehingga itu harus direvisi,” ujar Nicke dalam rapat kerja Komisi VI Gedung DPR Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Namun begitu, Nicke menyatakan pihaknya tak mau tinggal diam menunggu regulasi pemerintah. Saat ini pihaknya sedang mencari data pengguna kendaraan di Indonesia, sehingga saat regulasi muncul pihaknya tak perlu susah payah melakukan pendataan.

“Pertamina menyusun sistem bagaimana nanti setelah regulasi itu keluar kita sudah mengelola data karena kita sudah menerapkan digitalisasi SPBU maka kita akan menerapkan dengan IT,” kata Nicke.

Nah untuk mendapatkan data tersebut Nicke mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk integrasi data kendaraan. Data Korlantas dinilai lebih tepat untuk mengetahui spesifikasi kendaraan.

“Integrasi data dengan Korlantas jadi data, kita tarik di mana di data itu ada nomor polisi, pemilik, berapa CC-nya, dan jenisnya. Jadi jika regulasi keluar bisa kita kunci berdasarkan data itu. Itu kami lakukan untuk mengakselerasi kesiapan sistem Pertamina untuk melakukan pembatasan sesuai regulasi,” ungkap Nicke.

Di sisi lain, Nicke menyebut pihaknya juga melakukan pendataan manual. Caranya adalah meminta masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai penerima subsidi dengan aplikasi MyPertamina.

Setelah melakukan pendaftaran, nantinya masyarakat akan mendapatkan QR Code sebagai identitas untuk membeli bensin subsidi di SPBU.

“Jadi MyPertamina itu hanya salah satu cara untuk mendapatkan QR Code, sekali saja. Satu kendaraan punya satu QR Code ketika melakukan pembelian,” ujar Nicke.

Sejauh ini ada 2 juta pendaftar QR Code penerima BBM Subsidi lewat MyPertamina. Jumlah itu baru 6,4% dari total populasi kendaraan.

Nah dari QR Code tersebut, nantinya setiap pembelian BBM Subsidi harus melakukan tapping QR Code dengan mesin pembaca oleh petugas SPBU. Apabila kendaraan tersebut lolos tapping QR Code maka isi bensin bisa dilakukan.

Nicke menjelaskan QR Code tak selalu dalam bentuk digital. Pemilik kendaraan pun bisa mencetak QR Code-nya untuk dibaca mesin pembaca di SPBU.

“QR Code di-tapping, ini seperti jalan tol aja. Nanti terbaca, oh ini berhak atau tidak. Nanti otomatis pengaturan di dispenser otomatis off kalau tidak terbaca,” papar Nicke.