redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat lebih dari 1% dan kembali tembus 7.200 pada sesi I perdagangan Kamis (8/9/2022).

IHSG menguat 1,04% dan ditutup di 7.261,21 hingga istirahat siang. IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan.

Pergerakan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham Asia yang menghijau. Bahkan IHSG memimpin dengan return tertinggi di kawasan Bursa Regional Asia.

Semalam Wall Street juga ditutup melesat signifikan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 naik lebih dari 1% sedangkan Nasdaq Composite melesat 2% lebih.

Pada sesi I, ada 279 saham yang menguat, 226 saham melemah dan 179 saham stagnan atau harganya tidak bergerak.

Setelah mengalami kenaikan tinggi di sesi I, masih mungkinkah IHSG menguat? Simak ulasan teknikal di bawah ini.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak mendekati batas atas BB terdekat di 7.278.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI berada di 61,39.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak sudah memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram bergerak di area positif.

Setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam, IHSG berpotensi bergerak di rentang 7.228-7.279 di sesi II.