RedaksiHarian – Pandangan semua pihak akan mengarah kepada Marc Marquez pada MotoGP 2024 setelah dia memutuskan hengkang dari Repsol Honda.
Hengkang dari Honda, pembalap asal Spanyol itu akan mengaspal di bawah naungan Gresini Racing dengan kontrak satu musim.
Jika dibandingkan dengan Repsol Honda yang sudah memiliki riwayat panjang dalam mencetak juara, Gresini tentu masih kalah jauh.
Akan tetapi, tim milik Nadia Padovani ini mempunyai paket motor Ducati Desmosedici yang membuat Marquez berani mengambil keputusan.
Situasi tim pabrikan asal Tokyo, Jepang tersebut yang berada dalam situasi krisis dalam pengembangan motor membuatnya melakukan itu.
Ducati Desmosedici sendiri merupakan motor terbaik yang ada di grid kelas utama MotoGP pada saat ini.
Peraih delapan gelar juara dunia itu sendiri sudah menjajal motor tersebut dalam agenda tes MotoGP Valencia November tahun lalu.
Hasilnya, Marquez langsung melejit dengan sempat menduduki posisi pertama sebelum akhirnya menduduki urutan keempat.
Tak sedikit pihak yang merasa kedatangan rider 30 tahun ini akan merusak keseimbangan Ducati beserta tim satelitnya.
Akan tetapi, pandangan berbeda diutarakan oleh Fonsi Nieto, pria yang bekerja sebagai manajer dari Pramac Racing.
Menurut Nieto, kehadiran Marquez ke Gresini Racing harusnya menghadirkan motivasi bagi tim yang bernaung di bawah Ducati.
Hal tersebut berlaku bagi timnya, Pramac yang merupakan tim satelit resmi dari pabrikan Italia tersebut.
“Saya pikir ini harusnya menjadi sebuah motivasi, bukan obsesi,” kata Nieto, dilansir dari laman Motosan.
Lebih lanjut, Nieto merasa pada akhirnya Marquez tetap akan menjadi buah bibir karena riwayat prestasi yang ditorehkan.
Sama seperti saat Valentino Rossi masih aktif dulu, pemilik nomor 93 tersebut akan selalu menjadi rider yang populer di MotoGP.
Semua pemberitaan akan mengarah kepada Marquez meski dia meraih hasil terburuk sekalipun ketika menjalani sebuah balapan.
Tak ayal, situasi ini berpotensi bisa membuat para rival-rivalnya merasa tegang duluan.
“Pada akhirnya, Anda membuka sebuah koran dan bahkan saat finis di urutan ke-15 mereka tetap membicarakan Marc Marquez,” ucap Nieto.
“Sama seperti saat Valentino Rossi masih beraksi, itu membuat pembalap tegang.”
“Tapi jika ingin menjadi juara, Anda harus bersaing dengan yang terbaik,” tuturnya menambahkan.