redaksiharian.com – Semasa hidupnya, Silvio Berlusconi dikenal sebagai tokoh politik Italia yang kontroversial sekaligus mantan pemilik klub sepak bola terkenal AC Milan .

Kepemilikannya atas klub ini selama beberapa dekade telah menciptakan hubungan yang erat antara dunia politik dan sepak bola di Italia .

Simak peran Berlusconi dalam mengelola AC Milan dan pengaruhnya terhadap klub tersebut.

Silvio Berlusconi membeli AC Milan pada 1986 ketika klub itu berada dalam masa sulit. Ia memiliki visi untuk mengangkat prestasi klub dan membawanya menjadi salah satu kekuatan besar dalam sepak bola Italia dan Eropa.

Dalam beberapa tahun pertama kepemilikannya, dia melakukan investasi besar-besaran untuk merekrut pemain bintang, mengembangkan fasilitas pelatihan modern, dan membangun sebuah stadion baru, San Siro.

Upaya ini membawa hasil yang cepat, dengan AC Milan memenangkan scudetto (gelar juara Liga Italia ) pada tahun 1988 dan 1992.

Akan tetapi, prestasi AC Milan di bawah kepemimpinan Berlusconi tidak berhenti di situ. Pada dekade 1990-an dan awal 2000-an, klub ini meraih sukses besar baik di level domestik maupun internasional.

AC Milan memenangkan Liga Champions sebanyak empat kali dalam kurun waktu 1994 hingga 2007, serta meraih beberapa gelar Liga Italia dan Piala Italia .

Berlusconi secara teratur menginvestasikan dana besar untuk merekrut pemain-pemain top seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, Rui Costa, Paolo Maldini, dan Andriy Shevchenko, yang membentuk tim yang kuat dan tak terkalahkan.

Tidak hanya dalam bidang keuangan dan prestasi, Berlusconi juga membawa perubahan dalam cara klub dijalankan. Ia memperkenalkan konsep ‘model Milan’ yang melibatkan pengelolaan klub secara profesional dan transparan, dengan pendekatan yang berfokus pada inovasi, pemasaran, dan pengembangan merek.

Berkat strategi ini, AC Milan menjadi salah satu klub yang paling sukses secara komersial di dunia, dengan pendapatan yang tinggi dari penjualan merchandise dan sponsor.Kepemilikan Silvio Berlusconi di AC Milan tidak lepas dari kontroversi dan kritik. Beberapa pengamat mengatakan bahwa pengaruh politiknya sering kali muncul dalam keputusan klub, terutama dalam hubungannya dengan hak siar televisi dan hubungan dengan pemerintah Italia .

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa fokus Berlusconi pada bisnis dan politik dapat mengalihkan perhatiannya dari pengelolaan klub secara langsung.

Pada 2017, setelah hampir tiga dekade kepemilikan, Berlusconi menjual mayoritas saham AC Milan kepada konsorsium China yang dipimpin oleh Yonghong Li.

Transaksi ini menandai akhir dari era Berlusconi di klub tersebut. Namun, pengaruhnya tetap terasa, dan keberhasilan yang dicapai AC Milan di bawah kepemilikan Berlusconi masih diakui dan dihargai dalam sejarah klub.

Meskipun AC Milan mengalami periode sulit setelah perginya Berlusconi, dengan pergantian kepemilikan yang sering terjadi, penggemar dan pengamat masih mengingat era kejayaan klub di bawah kepemimpinannya.

Pada 2018, Elliott Management Corporation, sebuah perusahaan manajemen investasi Amerika, mengambil alih kendali AC Milan setelah konsorsium China menghadapi masalah keuangan.

Elliott Management berkomitmen untuk memulihkan stabilitas keuangan klub dan mengembalikan AC Milan ke puncak sepak bola Italia dan Eropa.

Meskipun Berlusconi tidak lagi menjadi pemilik langsung, warisan dan kontribusinya tetap hadir dalam identitas AC Milan .

Banyak penggemar klub yang mengenang dengan bangga mengenang momen-momen kejayaan yang diraih di bawah kepemimpinan Berlusconi.

Selain itu, keberhasilan komersial dan profesionalisme yang diperkenalkannya telah membentuk fondasi kuat untuk klub yang masih dirasakan hingga saat ini.

Berlusconi sendiri juga tetap memiliki ikatan emosional dengan AC Milan . Ia sering kali memberikan dukungan publik kepada klub dan menyatakan bahwa ia selalu mempertimbangkan dirinya sebagai seorang penggemar Milan.

Meskipun ada pro dan kontra terkait kepemilikan dan pengaruh politiknya, tidak dapat disangkal bahwa perjalanan AC Milan di bawah kepemimpinan Silvio Berlusconi telah menciptakan jejak yang mendalam dalam sejarah klub dan sepak bola Italia secara keseluruhan.***