redaksiharian.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (16/6) menyerukan kesetaraan hak atas kepemilikan tanah bagi kaum perempuan pada peringatan Hari Dunia untuk Memerangi Penggurunan dan Kekeringan.
“Saya mendesak pemerintah di semua negara untuk menghapus hambatan hukum bagi kaum perempuan untuk memiliki tanah dan melibatkan mereka dalam pembuatan kebijakan, serta mendukung wanita dan anak perempuan untuk memainkan peran mereka dalam melindungi sumber daya kita yang paling berharga,” ujar Guterres dalam pesan yang direkam sebelumnya untuk acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Dunia untuk Memerangi Penggurunan dan Kekeringan, yang jatuh pada 17 Juni.
“Kelangsungan hidup kita bergantung pada tanah. Namun, kita memperlakukan tanah dengan buruk,” kata Guterres.
“Pertanian yang tidak berkelanjutan mengikis tanah 100 kali lebih cepat daripada pemulihan melalui proses alami. Dan saat ini, 40 persen lahan di planet kita telah terdegradasi, sehingga membahayakan produksi pangan, mengancam keanekaragaman hayati, dan memperparah krisis iklim,” kata dia.
Hal ini berdampak paling besar terhadap pada wanita dan anak perempuan, ujar Guterres.
Wanita dan anak perempuan harus menanggung penderitaan dengan level yang tidak proporsional akibat masalah kekurangan makanan, kelangkaan air, dan migrasi paksa yang diakibatkan oleh perlakuan buruk terhadap tanah.
Namun, katanya, mereka memiliki kendali yang paling kecil. Di banyak negara, hukum dan praktik-praktik tertentu menghalangi wanita dan anak perempuan untuk memiliki tanah.
Namun ketika memiliki tanah, mereka memulihkan dan melindunginya dengan meningkatkan produktivitas, membangun ketahanan terhadap kekeringan, dan berinvestasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan gizi, kata sekjen PBB itu.
Hak kepemilikan tanah yang setara dapat melindungi tanah sekaligus memajukan kesetaraan gender. Itulah sebabnya peringatan Hari Dunia untuk Memerangi Penggurunan dan Kekeringan tahun ini berfokus pada tema “Her Land, Her Rights” (Tanah Perempuan, Hak Perempuan), ujarnya.
“Dan bersama-sama, mari kita hentikan degradasi lahan pada 2030,” katanya