Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menghembuskan nafas terakhir, kata otoritas Nigeria dalam pengumumannya pada Rabu (5/7).
Juru bicara Kementerian Perminyakan Nigeria mengatakan kepada The Associated Press bahwa Mohammad Barkindo, 63 tahun, meninggal pada Selasa (5/7) malam. Penyebab kematiannya belum diketahui.
Mele Kyari, Direktur Pelaksana Nigerian National Petroleum Company Limited, mencuit berita kematian Barkindo yang dia gambarkan sebagai “kehilangan besar bagi keluarga dekatnya, NNPC, negara kita Nigeria, OPEC dan komunitas energi global.”
Barkindo, berkebangsaan Nigeria, memimpin OPEC sejak Agustus 2016. Ia melalui beberapa masa yang paling bergejolak termasuk selama pandemi ketika harga minyak anjlok karena penurunan permintaan. Selama masa jabatannya sebagai Sekjen OPEC, ia bekerja untuk memastikan berbagai anggotanya tetap bersatu.
Tiga belas negara anggota OPEC memiliki 1,24 miliar cadangan minyak mentah di antara mereka, atau 80 persen dari pangsa dunia. Dari total minyak mentah dunia, bagian produsen OPEC hanya di bawah 38 persen. Namun, negara-negara anggota OPEC menyumbang sekitar 48 persen dari seluruh ekspor minyak mentah dunia pada tahun lalu.
Peninggalan Barkindo, bagaimanapun, mungkin paling dikenang ketika ketika kelompok tersebut menandatangani perjanjian dengan produsen utama non-OPEC, Rusia, dan dikenal sebagai OPEC+. Perjanjian itu, yang akan berakhir tahun ini, membantu menstabilkan pasar minyak yang bergejolak selama pandemi, meskipun telah mendapat sorotan dan kritik yang meningkat di tengah harga minyak yang tinggi saat ini dan ketika AS dan negara-negara Barat lainnya mencoba menekan ekonomi Rusia akibat perang di Ukraina.
Barkindo mengakhiri masa jabatannya di OPEC ketika dia meninggal. Dia memulai karirnya di Nigerian Mining Corporation pada 1982 sebelum memegang berbagai peran selama lebih dari dua dekade di Nigerian National Petroleum Corporation. Sebelum memimpin OPEC, Barkindo menjabat sebagai Wakil Direktur Pelaksana Nigerian Liquefied Natural Gas, perusahaan patungan antara NNPC dan raksasa minyak multinasional Shell, Total dan Eni.
Lahir di Yola, Nigeria, ia menempuh pendidikan di universitas di Nigeria sebelum mendapatkan gelar pasca sarjana di bidang ekonomi perminyakan dari Universitas Oxford di Inggris dan MBA dari Universitas Washington di AS. [ah/rs]