redaksiharian.com – PT Sekar Bumi Tbk akan membagikan dividen untuk tahun buku 2022 sebesar 20 persen dari laba bersih atau senilai Rp 17,24 miliar.

Dividen senilai Rp 9,97 per lembar saham ini diputuskan seiring membaiknya kinerja perusahaan yang bergerak sebagai produsen makanan beku sepanjang 2022.

Direktur Sekar Bumi Howard Ken Lukmito mengatakan, pendapatan usaha perusahaan selama 2022 memang turun 1,18 persen menjadi Rp 3.802 miliar. Namun di sisi lain, perusahaan berhasil membukukan gross profit sebesar Rp 613,28 miliar.

“Angka (gross provit) ini naik sekitar 15,47 persen dibandingkan gross profit tahun 2021 yang sebesar Rp 531.09 miliar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/6/2023).

Sementara itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) Sekar Bumi pada 2022 tercatat sebesar Rp 202,81 miliar. Angka ini naik Rp 70,5 miliar atau 53,28 persen dibandingkan dengan EBITDA 2021 yang berada diangka Rp 132,31 miliar.

Dia menjelaskan, pendorong pendapatan perusahaan berasal dari penjualan domestik yang tumbuh sebesar 33,83 persen pada 2022.

Sementara itu, meskipun terjadi sedikit penurunan, penjualan produk hasil laut bernilai tambah, seperti udang beku ke Amerika Serikat, Eropa, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan negara Asia lainnya masih memberikan kontribusi terbesar terhadap perusahaan.

“Kami terus melakukan inovasi produk, dibarengi dengan pemasaran yang lebih agresif untuk pasar domestik seiring dengan strategi kami beberapa tahun terakhir yaitu pelebaran sayapperusahaan di pasar dalam negeri,” ujarnya.

Di bawah FINNA sebagai umbrella brand, dan brand individu lainnya seperti Bumifood, Mitraku, dan SKB, Sekar Bumi memproduksi berbagai produk makanan beku, seperti ebi furai, bakso-baksoan, produk dimsum, fish and chips, dan lainnya.

Saat ini perseroan memiliki kapasitas produksi lebih dari 40.000 ton per tahun dengan pabrik pengolahan utama berlokasi di Tangerang, Banten dan Jawa Timur. Semua makanan olahan hasil laut itu diproduksi dengan menggunakan teknologi canggih, higienis, dan cold chain yang selalu terjaga.

“Semua proses mengacu pada standar kualitas internasional, kami juga menjaga kehalalan produk kami khususnya untuk pasar domestik,” tuturnya.