redaksiharian.com – – Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis menegaskan Sampoerna berkomitmen pada pemanfaatan tembakau dan cengkeh lokal.

Vassilis menyebut Indonesia adalah salah satu produsen tembakau dan cengkih terbesar di dunia.

“Karena itu tentu saja kami berkomitmen memanfaatkan tembakau lokal dan cengkeh lokal,” ujar Vassilis dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (31/5/2023).

Selain petani tembakau , Sampoerna juga bekerja sama dengan 1.700 pemasok lokal di seluruh Indonesia baik untuk penyediaan barang maupun jasa.

Vassilis menilai adanya pemasok ini turut menciptakan nilai perekonomian serta efek berganda bagi ekonomi.

“Sampoerna bermitra dengan 38 mitra produksi sigaret (MPS) yang dimiliki oleh pengusaha lokal atau koperasi daerah setempat. MPS yang tersebar di Pulai Jawa ini menyerap tenaga kerja sekitar 45.600 orang pada tahun 2022,” kata Vassilis.

Untuk mendukung itu, kata Vassilis, Sampoerna juga konsisten memerhatikan petani tembakau. Program yang digulirkan pun bernilai jangka panjang dan membangun masa depan yang berkelanjutan di tanah air.

Vassilis menyebut tembakau memainkan peran penting dalam industri hasil tembakau nasional. Oleh karena itu, Sampoerna menjalankan program kemitraan dengan petani tembakau bertajuk “Sistem Produksi Terpadu” di Indonesia.

Program kemitraan yang dilakukan melalui perusahaan pemasok tembakau ini bertujuan meningkatkan kualitas dan produktivitas tembakau melalui program pendampingan teknis. Ini sekaligus memberikan jaminan pembelian yang berperan bagi kesejahteraan petani.

“Sampoerna selalu mencari solusi penciptaan nilai yang bermanfaat bagi mitra kami. Kami bermitra dengan lebih dari 22.000 petani tembakau di Indonesia,” kata Vassilis.

Para petani juga dikenalkan dengan praktik pertanian yang baik atau good agricultural practices (GAP). Para petani tembakau menerima pendampingan. Mulai dari pembibitan, penanaman, panen, hingga proses pasca-panen.

Tujuannya untuk menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan. Pada akhirnya, menurut Vassilus, hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta lingkungan sekitarnya.

“Jadi, ini adalah kerangka kerja yang mengatur standar kualitas, dan kami bekerja sama dengan petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka, serta peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” ujarnya.

Pemberdayaan UMKM

PT HM Sampoerna Tbk. memprioritaskan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendukung perekonomian Indonesia.

Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis mengatakan, pada sektor pengembangan UMKM, Sampoerna memiliki program Sampoerna Ritel Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).

“Pemberdayaan UMKM telah menjadi prioritas bagi Sampoerna dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia,” ujar Vassilis dalam keterangannya.

Melalui SRC, kata Vassilis, Sampoerna melatih para pemilik toko kelontong agar bisa bertahan dan berkompetisi lebih baik. Pelatihan tersebut meliputi penataan toko, pengelolaan keuangan hingga memberikan kapabilitas digitalisasi melalui penyediaan fasilitas ekosistem digital bagi peritel. Juga dilengkapi dengan layanan perbankan digital yang terkoneksi langsung dengan bank-bank terkemuka.

Para pemilik toko kelontong anggota SRC juga didorong turut mengembangkan UMKM di sekitarnya pada “Pojok Lokal” toko SRC.

“Jadi hal inilah yang kita lakukan untuk mendorong UMKM di Indonesia. Hari ini anggota SRC ada sekitar 225.000 di berbagai provinsi. Jadi tidak hanya di kota besar, tapi sampai di berbagai wilayah di Indonesia,” ungkap Vassilis.

Jumlah anggota SRC tersebut, kata dia, meningkat sekitar 65.000 anggota dibandingkan dengan tahun 2021.

Adapun SETC, sambung Vassilis, memiliki pusat fasilitas pelatihan kewirausahaan seluas 27 hektar di Pasuruan, Jawa Timur.
Itu merupakan wadah pelatihan bagi para UMKM di seluruh Indonesia.

Para pelaku UMKM binaan SETC mendapatkan pelatihan kejuruan seperti membuat makanan, camilan, mengolah hasil pertanian, peternakan, dan lainnya.

“Kami telah melatih sekitar 67.000 orang. Awalnya yang dilatih memang hanya pelaku UMKM yang berada di sekitar pabrik kami di Pandaan (Pasuruan). Kini, para pelaku UMKM di seluruh Indonesia dapat turut belajar seputar kewirausahaan di SETC,” ujar Vassilis.