redaksiharian.com – Saham perusahaan komunikasi satelit seluler, Globalstar melonjak sebanyak 42%. Kenaikan ini karena operasi layanan SOS darurat bertenaga satelit milik Globalstar digunakan untuk iPhone 14 yang baru saja dipamerkan.

Sebelumnya pada awal 2020, Globalstar mengatakan telah menyebutkan memiliki kerja sama dengan perusahaan potensial, namun tidak disebutkan namanya. Nah, kemarin Globalstar mengakui perusahaan yang dimaksud itu adalah Apple.

Kedua perusahaan memiliki kesepakatan, bahwa Apple sepakat untuk membayar 95% untuk Globalstar dalam belanja modal untuk teknologi satelit baru yang digunakan untuk iPhone, termasuk yang terbaru iPhone 14. Koneksi satelit untuk iPhone telah diharapkan setidaknya sejak 2021.

Adapun keunggulan satelit yang terkoneksi dengan iPhone yaitu dapat berkomunikasi di tempat-tempat di mana tidak ada konektivitas seluler biasa hingga kecepatan komunikasi lainnya baik saat telepon dan mengirim pesan.

Memiliki kesepakatan dengan Apple, Globalstar memprediksi pendapatan 2023 bisa mencapai antara US$ 185 juta dan US$ 230 juta. Peningkatan itu tergantung pada sejauh mana kesepakatan Apple ke depannya.

“Perusahaan mengharapkan metrik keuangan ini akan terus meningkat secara signifikan pada tahun 2026, yang diharapkan menjadi tahun penuh pertama di mana satelit baru beroperasi, dengan total pendapatan diperkirakan akan meningkat sekitar 35% dibandingkan dengan perkiraan tahun 2023 yang terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan di bawah Perjanjian Kemitraan,” kata Globalstar, dikutip dari CNBC, Kamis (8/9/2022)

Selain itu, perjanjian kedua perusahaan termasuk Apple dapat memilih untuk menerima waran atau hak membeli saham. Adapun nilai yang bisa dibeli Apple sebanyak 2,64% saham Globalstar yang beredar dengan harga US$ 1,01 per saham.

Sebagai informasi, infrastruktur Globalstar diluncurkan pada akhir 1990-an melalui kemitraan dengan Loral Space and Communications dan Qualcomm. Perusahaan yang berbasis di Louisiana mengajukan kebangkrutan dan menerima dukungan dari perusahaan investasi swasta Thermo sebelum penawaran umum perdana tahun 2006.