redaksiharian.com – Balik arah (rebound) saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dimulai. Riset UBS double upgrade rekomendasi Beli (BUY) untuk saham perusahaan ekosistem digital terbesar di Indonesia ini pada target harga (Target Price/TP) Rp160 per saham.Pembalikan arah saham GOTO memang terlihat pada perdagangan saham hari ini (Selasa, 13/12). Sejak jam perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka, saham GOTO langsung melompat bahkan sempat menguat lebih dari 20% menjadi Rp106 per saham dibandingkan Rp81 per saham.Setelah itu, saham GOTO bergerak di zona positif di kisaran Rp99 sampai Rp101 per saham sampai dengan jeda tengah hari. “Berakhirnya lock-up dan kemajuan (kinerja keuangan GOTO) yang stabil menuju profitabilitas pada tahun 2023, dalam pandangan kami, akan membantu menilai ulang proyeksi saham ini,” Analis UBS, Navin Killa, bersama dua rekannya Marissa Putri dan Joshua Tanja, dalam riset GOTO berjudul “Opportunity in adversity: double upgrade to Buy” dirilis 12 Desember 2022.

Riset UBS tersebut menjelaskan, koreksi yang terjadi terhadap saham GOTO memang terutama didorong sentimen negatif pasca berakhirnya lock-up period pada 30 November 2022. Situasi ini telah menekan harga saham GOTO hingga turun 45-50% dalam sebulan terakhir dan lebih dari 70% dari harga IPO.Sebaliknya dari sisi kinerja, berdasarkan rilis kuartal ketiga 2022 justru positif. UBS memerkirakan GoTo akan menumbuhkan GMV (GTV) sebesar 16% dengan EBITDA yang disesuaikan menjadi positif di semester pertama 2025 (vs kuartal 4 2025 sebelumnya). Sedangkan marjin kontribusi positif diestimasi akan terjadi pada paro kedua 2023.

Dengan situasi saat ini, riset UBS melihat saham GOTO sangat menarik untuk mulai diakumulasi. Terutama karena GoTo masih menjadi pemimpin di setiap segmen bisnisnya yaitu e-commerce, food delivery, ride-hailing, dan fintech.UBS juga percaya bahwa cash balance GoTo yang mencapai USD2 miliar dengan burn rate per kuartal yang mencapai USD250 juta dapat mengurangi tekanan untuk fundraising. Hal ini menjadi salah satu indikator positif kinerja GoTo.Terlebih, UBS meyakini bahwa pendapatan segmen on-demand dan e-commerce GoTo akan terus bertumbuh sekitar 20-30% dari tahun 2022 hingga 2025 karena penetrasi on-demand dan e-commerce di Indonesia masih rendah dibanding negara lain. Selain itu, take-rate e-commerce masih rendah dibanding standar global sehingga masih mempunyai ruang untuk bertumbuh.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Data yang dikumpulkan oleh UBS Evidence Lab menunjukkan bahwa monthly active users (MAU) Tokopedia telah mengungguli kompetitornya pada kampanye belanja nasional (9-9, 10-10,11-11). MAU Tokopedia bertumbuh 20% dari tahun ke tahun dibandingkan MAU Shopee yang hanya bertumbuh 10% dan Lazada yang justru berkurang atau minus 3%.Adapun segmen bisnis fintech GoTo, UBS memperkirakan, bisa mencapai GTV di angka USD43 miliar dengan pendapatan mencapai USD240 juta pada tahun 2025. Terutama karena GoTo mempunyai solusi fintech yang paling lengkap di Indonesia, mulai dari aplikasi e-wallet hingga layanan pinjaman digital, asuransi, hingga sektor investasi.Senada dengan UBS, riset Mandiri Sekuritas yang dirilis 13 Desember 2022 juga merekomendasikan BELI (BUY) saham GOTO. Target harga ditetapkan adalah Rp415 per saham.”Sementara tekanan jual jangka pendek masih dapat membebani kenaikan harga saham, level saat ini sudah menarik untuk penentuan posisi jangka panjang karena jalur GOTO menuju profitabilitas akan meningkat seiring dengan monetisasi dan rasionalisasi persaingan,” ungkap tim riset Mandiri Sekuritas.Mandiri Sekuritas menyoroti potensi peningkatan pendapatan GoTo yang salah satunya dari kenaikan take-rate Tokopedia berlaku efektif per 2 Januari 2023. Biaya komisi merchant akan naik 0,8 – 0,9ppt secara rata-rata dan fee ongkos kirim (ongkir) antara 0,5 – 1,5ppt.