redaksiharian.com – Setelah debutnya di bursa, saham PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) tembus Auto Reject Ara (ARA). Bukan hanya sekali, tapi ARA terjadi selama dua hari beruntun.

Saat hari pertama listing, saham COAL melesat 35% ditutup di Rp 135/unit. Harga saham COAL kembali terbang 34,81% hari ini dan ditutup di Rp 182/unit.

Artinya, investor yang memegang saham COAL sejak IPO sudah mengantongi unrealized profit (apabila belum dijual dan masih hold) sebesar 82% dalam dua hari saja. Saham COAL ditawarkan di harga Rp 100/unit saat IPO dengan menggandeng penjamin emisi PT Surya Fajar Sekuritas.

Asal tahu saja, COAL merupakan perusahaan batu bara yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh seorang bernama Sujaka Lays. Sujaka Lays tercatat mengempit 2,625 miliar saham COAL atau setara dengan 42% kepemilikan. Apabila saat IPO valuasi COAL sebesar Rp 625 miliar, setelah ARA dua hari beruntun nilai kapitalisasi pasarnya tembus Rp 1,1 triliun.

Secara sederhana, maka kekayaan Sujaka Lays telah meningkat Rp 215 miliar hanya dalam kurun waktu dua hari saja.

Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.

Sujaka merupakan warga negara Indonesia yang lahir di Jakarta pada 30 Juni 1981. Dia memperoleh gelar Diploma di Perth Western Australia, pada tahun 1999. Pasca kelulusan Sujaka mengawali karier sampai sekarang sebagai Direktur Utama di PT Sampit International.

Pada tahun 2017 dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Alam Tulus Abadi, pemegang saham mayoritas (40%) dan pengendali INCF yang sahamnya 99% dikuasai oleh Sujaka berdasarkan prospektus IPO Black Diamond.

Sujaka bergabung dengan INCF sejak 11 November 2015 dan bertugas untuk mengendalikan kegiatan di bidang marketing, mencapai target marketing dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak customer maupun supplier, menurut Laporan Tahunan INCF.