redaksiharian.com – Jakarta – Pada perdagangan Senin (24/10/2022) Rupiah ditutup menguat 46 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 60 poin di level Rp 15.585. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 15.631.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Selasa, 25 Oktober 2022.

Enam+

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.560 hingga Rp 15.630,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Oktober 2022.

Secara internal, pelaku pasar terus memantau perkembangan inflasi, setelah berbagai lembaga memproyeksi inflasi Indonesia tahun ini akan menyentuh 6 hingga 7 persen. Angka ini cukup tinggi, mengingat Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir berhasil menjaga inflasi 3 sampai 5 persen.

“Oleh karena itu, pentingnya kolaborasi dan sinergi antara Pemerintah dan Bank Indonesia, guna untuk menjaga target inflasi akhir tahun di bawah 5 persen. Kalau laju inflasi yang tinggi akan berdampak terhadap penurunan daya beli dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ibrahim.

Meski demikian, setidaknya inflasi yang menandakan geliat pertumbuhan ekonomi karena permintaan meningkat sejalan dengan mobilitas masyarakat yang meningkat, akan menopang pertumbuhan ekonomi.

Bahkan Indonesia menjadi negara yang mendapatkan keberuntungan, karena disaat negara lain ekonominya merosot dan mengalami stagnasi. Kinerja ekonomi domestik justru tetap solid.

Sedangkan langkah BI untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas rupiah juga dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen. Keputusan ini, merupakan juga sebagai langkah front loaded, pre-emptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang 7 persen terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan inflasi inti ke depan kembali pada sasaran.

Untuk menjaga inflasi tetap terkendali, Pemerintah dan BI berkomitmen melakukan koordinasi kebijakan yang erat melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNIP) dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran, distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indeks Dolar AS Menguat

Dolar AS naik lebih tinggi terhadap mata uang lainnya pada Senin, menyerap dugaan intervensi oleh Bank of Japan dan mantan menteri keuangan Rishi Sunak tampaknya akan menjadi perdana menteri Inggris yang menggantikan Liz Truss.

Financial Times melaporkan Bank of Japan mungkin telah menjual setidaknya USD 30 miliar pada Jumat dalam upaya untuk mendukung yen, dan pergerakan pasangan yang bergejolak pada Senin pagi sangat menyarankan otoritas Jepang telah masuk lagi.

The Wall Street Journal melaporkan pejabat The Fed sedang menuju kenaikan suku bunga lain sebesar 0,75 poin persentase pada pertemuan November mereka, sementara beberapa pembuat kebijakan telah mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.

“Pejabat Fed kemungkinan akan memperdebatkan apakah dan bagaimana memberi sinyal rencana untuk menyetujui kenaikan yang lebih kecil pada Desember,” ujar Ibrahim.

Enam+

BI: Rupiah Melemah Terus Bisa Sebabkan Imported Inflation

Sebelumnya, nilai tukar Rupiah menguat dipicu isu bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), akan memperlambat kenaikan suku bunga acuan. Kurs rupiah pagi ini menguat 42 poin atau 0,27 persen ke posisi 15.590 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.632 per dolar AS. Bank Indonesia buka suara.

Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono, mengatakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter akan tetap berada di pasar guna melakukan intervensi. Sebab, rupiah yang terus melemah akan menimbulkan imported inflation.

Sebagai informasi, Imported inflation adalah jenis inflasi akibat efek perubahan nilai tukar yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor dari luar negeri.

Suatu Mukjizat

“Kami jaga stabilitas nilai tukar, kami selalu berada di pasar untuk intervensi. Kenapa? Karena nilai tukar sebabkan imported inflation. Ini coba kami jaga agar bahan-bahan impor tidak tinggi,” kata Doni dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan,” Senin (24/10/2022).

Lebih lanjut, Doni menyebut inflasi Indonesia saat ini terbilang cukup tinggi, namun Indonesia masih mampu tumbuh perekonomiannya. Terbukti pada kuartal II-2022 ekonomi tumbuh sebesar 5,44 persen, sedangkan di negara lain banyak yang tumbuh negatif bahkan menuju arah resesi.

“Ini suatu mukjizat, di negara lain ekonominya tidak tumbuh malah stagnasi sementara di Indonesia itu tumbuh. Nah, ini yang yang yang suatu mukjizat buat kita emang ekonomi Indonesia didukung oleh konsumsi karena mobilitasnya sudah bagus terus meningkat,” ujarnya.