RedaksiHarian – Potensi pembatalan seri menyeruak menyusul kabar yang muncul dari Argentina.

Sebagaimana diberitakan Motorsport.com, balapan yang musim lalu dimenangi oleh rider VR46, Marco Bezzecchi, ini mengalami kendala finansial.

Penyebabnya adalah kebijakan pemotongan anggaran yang diterapkan oleh Pemerintah Argentina pasca-dilantiknya presiden baru yaitu Javier Milei pada Desember lalu.

Salah satu indikasinya adalah pengurangan jumlah kementerian dari 18 menjadi setengahnya yaitu 9. Milei menjabat saat negaranya mengalami krisis ekonomi.

Perhelatan MotoGP Argentina pun terancam terkena imbasnya semenjak pemerintah negara Diego Maradona itu turut mengucurkan dana yang signifikan.

Masih menurut Motorsport, sebagian besar tim belum mendapat informasi terkait kabar ini dari IRTA, asosiasi tim balap di MotoGP. Meski begitu, dugaan pembatalan lomba telah terdengar.

MotoGP sejatinya memiliki satu sirkuit cadangan yaitu Balaton Park di Hongaria dalam rancangan jadwal yang mereka luncurkan pada September lalu.

Akan tetapi, waktu yang mepet menjadi problem lain.

MotoGP Argentina seharusnya dihelat sebagai seri balap kedua pada 5-7 April mendatang di Sirkuit Termas de Rio Hondo.

Berbagai macam masalah memang telah mendera pagelaran MotoGP Argentina dalam beberapa tahun terakhir.

Selain pembatalan karena pandemi pada 2020 dan 2021, pada 2021 kebakaran melanda Sirkuit Termas yang punya sektor terakhir seperti Mandalika dengan tikungan parabola searah jarum jam.

Adapun saat Argentina kembali menjadi tuan rumah MotoGP pada 2022, akhir pekan berlangsung tanpa sesi latihan bebas pada hari Jumat karena keterlambatan kargo.

Dengan demikian, MotoGP Indonesia berpeluang maju satu seri menjadi seri balap ke-16. GP Indonesia dijadwalkan berlangsung pada 27-29 September.

Posisi MotoGP Indonesia dalam kalender kejuaraan bahkan bisa maju satu langkah lagi karena seri balap kesembilan di Kazakhstan, menurut sumber dari Motorsport, juga diragukan.

Pengurangan seri ini ironisnya menjadi kabar yang melegakan bagi pembalap karena agenda yang kelewat padat.

Penambahan sesi sprint membuat pembalap menghadapi 2 balapan dalam setiap seri. Dengan 22 seri yang direncanakan, ada 44 balapan yang harus dilalui.

Sejumlah pembalap telah menunjukkan keengganan mereka dengan rencana ini.

Bahkan Marc Marquez yang tadinya mendukung penambahan sesi sprint merasa kalender MotoGP 2024 terlalu memberatkan.

“Kami dibayar untuk melakukan ini, tetapi itu juga benar bahwa jumlah balapannya bukan 22, ada 44, karena ada 44 kali start lomba,” ujar Marquez pada September lalu.

“Pada akhirnya, lomba sprint tidak disebut sebagai balapan tetapi itu tetap balapan sungguhan.”

“Kalau kita memeriksa rasio cedera musim ini, angkanya besar, dan sebagian besar terjadi pada lap-lap pertama sprint atau balapan karena pembalap mengambil risiko lebih besar di sana.”

“Dengan jadwal (format akhir pekan lomba) baru, ini (22 seri) terlalu banyak. Dengan jadwal yang lain itu tidak masalah.”

JADWAL MOTOGP 2024