redaksiharian.com – Konsep hunian co-living atau komunal kini semakin popular di kalangan milenial. Co-living adalah sebuah konsep tinggal di sebuah hunian bersama orang lain sebagai satu komunitas.

Hunian yang dimaksud bisa berupa rumah atau apartemen yang ditempati bukan oleh satu keluarga, melainkan oleh beberapa orang yang masing-masing menempati satu kamar.

Jika ditelisik, ada dua faktor yang membuat konsep hunian ini menjadi populer. Pertama, yakni harganya yang lebih terjangkau.

Berdasarkan data dari “Indonesia Millennial Report 2019,” 64,9% generasi milenial masih belum mampu memiliki hunian sendiri.

Hal ini dipicu lantaran harga rumah yang semakin melambung dan tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang melampaui daya beli mereka sebagai pembeli pertama.

Karena itu, milenial dengan dana yang terbatas akan sangat tertolong dengan adanya konsep hunian co-living.

Konsep ini menawarkan solusi yang murah dan lebih terjangkau bagi milenial yang ingin memiliki hunian sendiri.

Selanjutnya, faktor kedua adalah komunitas. Bagi milenial, co-living dianggap lebih menarik karena bisa menjadi hunian bagi komunitas yang identik dengan terbentuknya interaksi antar sesama penghuni sehingga menciptakan hubungan yang lebih akrab dan bermakna.

Nah berbicara mengenai hunian co-living, salah satu startup yang fokus bergerak di bidang ini adalah Rukita.

Didirikan April 2019 lalu, Rukita mengklaim sebagai perusahaan teknologi properti (proptech) dengan pertumbuhan paling pesat di Indonesia.

Sabrina Soewatdy selaku CEO dan Co-founder Rukita, mengatakan bahwa Rukita hadir untuk menciptakan gaya hidup yang lebih baik bagi kaum milenial.

“Salah satu cara Rukita mewujudkan ide tersebut adalah dengan menciptakan hunian co-living berkualitas yang bebas ribet, sehingga memungkinkan para penghuni untuk menikmati hidup sebagai bagian dari sebuah komunitas tanpa harus mengorbankan privasinya,” jelas Sabrina.

Fokus pada Kenyamanan Pelanggan

Untuk memesan hunian co-living di Rukita, setiap pengguna dapat melakukannya melalui situs resmi Rukita atau aplikasi yang dapat diunduh di Play Store/Apple Store.

“Untuk di aplikasi sendiri, selain dapat melakukan pemesanan layanan, pengguna juga dapat memantau status pembayaran, mendaftarkan diri dalam kegiatan komunitas, berinteraksi secara online melalui kolom komentar dan mengakses kumpulan artikel menarik yang memperkaya wawasan,” papar Sabrina.

Saat ini, Rukita menyediakan berbagai hunian dengan rentang harga sewa bulanan yang beragam, mulai dariRp 1.600.000,- per kamar dengan tagihan terpadu.

Tagihan itu termasuk biaya listrik dan air, koneksi internet berkecepatan tinggi, layanan kebersihan, serta layanan perbaikan/pemeliharaan.

“Setiap kamar di Rukita juga sudah siap huni dengan dilengkapi perabotan dan desain interior yang modern tanpa mengabaikan aspek fungsionalitasnya. Rukita merancang ruang komunal dengan senyaman mungkin untuk menciptakan interaksi sesama penghuni yang lebih hidup,” imbuh Sabrina.

Selain berfokus pada kenyamanan, Rukita juga berkomitmen untuk menjamin keamanan para penghuninya.

Untuk itu, Rukita menerapkan pengecekan latar belakang bagi calon penghuni baru, serta penjagaan unit oleh petugas keamanan selama 24 jam dalam seminggu, di mana setiap hunian juga dilengkapi dengan perangkat CCTV.

Mendorong Bisnis Pemilik Hunian Co-living

Dalam menghadirkan layanan di platformnya, Rukita bekerja sama dengan para pemilik hunian co-living.

Dalam setiap kerja samanya, Rukita membantu para pemilik hunian dalam mengelola dan mentransformasikan propertinya menjadi hunian co-living yang bergaya modern dengan layanan lengkap untuk pendapatan dan tingkat okupansi yang lebih tinggi.

“Para pemilik properti bisa menjadi lebih tenang dan menikmati pendapatan pasif sebagaimana Rukita mengambil alih pengelolaan propertinya secara menyeluruh, mulai dari proses pencarian dan retensi penghuni, kegiatan operasional harian dan pengelolaan pembayaran, hingga pemeliharaan properti,” papar Sabrina.

Selain itu, Sabrina juga mengungkapkan bahwa Rukita juga membantu hilangkan segala keribetan yang biasanya dialami pemilik properti ketika menjalankan bisnisnya secara tradisional.

“Hal ini terwujud berkat pemanfaatan teknologi yang mampu mempercepat proses dan memberikan hasil yang lebih akurat dalam berbagai aspek, termasuk penilaian bangunan dan penyusunan laporan bulanan,” jelas Sabrina.

Adapun sistem kerja sama yang mereka terapkan dengan para pemilik properti adalah sistem bagi pendapatan (revenue sharing).

Lebih lanjut, dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, diketahui Rukita telah berhasil mengoperasikan lebih dari 3.000 kamar di wilayah Jadetabek.

Dengan pencapaian tersebut, Rukita pun komitmen untuk terus membangun bisnisnya secara berkelanjutan di sektor proptech.

Rukita menargetkan ekspansi layanannya menjadi lebih dari 10.000 kamar di wilayah Jabodetabek hingga akhir 2020 ini.

“Dengan demikian, kami dapat membudayakan co-living sebagai gaya hidup baru yang lebih efisien dan menyenangkan bagi kaum milenial, seraya memberikan manfaat bagi lebih banyak penghuni dan pemilik properti,” pungkas Sabrina.