redaksiharian.com – Jakarta KDRT yang menimpa Lesti Kejora berujung damai. Rizky Billar yang jadi tersangka bisa menghirup udara bebas lantaran hanya dikenai wajib lapor setelah Lesti Kejora cabut laporan.

Terbukanya pintu damai dalam kasus KDRT disertai janji tersangka untuk tidak mengulang lagi dinilai tak cukup oleh para pendukung gerakan anti-KDRT, salah satunya dr. Sonia Wibisono.

Enam+

“Banyak gerakan dan organisasi wanita termasuk saya sebagai seorang wanita, yang mendukung Lesti untuk terus berjuang, untuk melawan KDRT ini. Jangan sampai Lesti bisa terperangkap dengan KDRT,” katanya.

Sonia Wibisono mengingatkan, tindak pidana KDRT tak hanya menyisakan luka fisik tapi trauma berkepanjangan. Karenanya, tersangka KDRT tak semestinya dibiarkan bebas begitu saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sikon Terburuk

“Sikon terburuk yang bisa terjadi pada Lesti apabila diteruskan lagi pernikahannya, dan serumah, dan sekamar tanpa ada penjagaan dan tanpa ada terapi,” Sonia Wibisono mengulas.

“Kalau di Rizky ini belum diterapi oleh psikiater atau psikolog, dengan tepat dan benar maka bukan tidak mungkin KDRT ini akan berulang, berulang lagi,” ia menambahkan.

Enam+

Gangguan Kejiwaan

Melansir dari video interviu di kanal YouTube Intens Investigasi, Senin (17/10/2022), Sonia Wibisono mengingatkan KDRT masalah serius. Korban berhak dilindungi. Tersangka mesti diterapi.

“Jadi masalah KDRT ini harus benar ditanggapi secara serius. Enggak bisa: Oh ya kita maafkan saja, habis itu tidak berulang lagi dan bisa dipercaya. Karena ini, sudah merupakan gangguan Kejiwaan,” Sonia Wibisono berpendapat.

Enam+

Terapi Kontrol Emosi

Sonia Wibisono bukan satu-satunya yang berharap tersangka KDRT menjalani terapi dikawal psikolog dan atau psikiater. Sebelumnya, Iis Dahlia menyuarakan pentingnya terapi mengelola emosi untuk Rizky Billar.

“Kalau saya sih sarankan, Billar terapi juga, karena itu bukan… Jadi dia harus bisa mengontrol emosi. Itu harus terapi, mungkin datang ke psikolog untuk terapinya supaya kalau lagi emosi tidak seperti itu lagi,” cetus pelantun “Payung Hitam.”