redaksiharian.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan target impor gula tahun ini sebesar 900 ribu ton tidak akan terpenuhi. Bahkan, realisasinya kemungkinan tidak akan mencapai 30% dari target tersebut.

Hal ini disebabkan harga gula internasional yang melonjak tinggi.

Lebih parahnya lagi, tahun depan negara-negara pengekspor gula diperkirakan belum tentu akan mengirimkan gulanya untuk Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa.

“Kayaknya (penugasan impor tahun ini) 900 ribu ton gak sampai 30%, karena harga melonjak tinggi. (Ditambah) tahun depan belum tentu India akan mengekspor, Thailand belum tentu, apalagi Brazil,” tuturnya dalam Musyawarah Kerja Nasional 2023 GAPGINDO di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Untuk itu, pihaknya tengah mendorong para pelaku usaha agar dapat memenuhi realisasi impor, serta peningkatan produksi di dalam negeri. Apabila pelaku usaha mampu meningkatkan produksinya, kata dia, maka importasi gula pun bisa diturunkan.

“Makanya dua poin penting ini. Satu, kita harus dorong realisasi impornya, kedua kita harus dorong peningkatan produksi. Itu yang harus kita bebankan ke pelaku usaha yang punya insentif tadi,” jelasnya.

“Saya meng-challenge teman-teman produsen. Artinya kalau sudah begini mestinya naikin dong, bagaimana upaya produsen untuk meningkatkan produksinya. Kalau mereka bisa menaikan produksi otomatis importasi bisa kita turunkan,” imbuhnya.

Ketut mengatakan, pihaknya justru lebih cenderung ingin menurunkan importasi agar Indonesia dapat lebih mandiri dan bisa lebih kuat dengan produksi dalam negerinya.

“Harapannya begini, dengan penyesuaian harga yang wajar, harga acuan, itu kan untuk intervensi pemerintah. Artinya, teman-teman pelaku usaha bisa mengimpor sebenarnya tidak perlu nahan, karena ada harga acuan. Namun dengan kita menyesuaikan dalam artian harga acuan yang bisa dijual ke konsumen, kemudian menyesuaikan dari hulunya, saya kira mudah-mudahan bisa dilakukan,” jelasnya.

“Artinya, kembali kepada pelaku usaha posisinya seperti apa. Kita tetap mendorong karena ini penugasan untuk pemenuhan stoknya,” tutup dia.