redaksiharian.com – Kualitas imam masjid asal Indonesia yang bertugas di Uni Emirat Arab diapresiasi otoritas setempat. Menurut Mohammad Matar Alkaabi selaku Kepala Otoritas Umum untuk Urusan Islam dan Wakaf (Awqaf), imam masjid Indonesia memiliki lantunan suara yang merdu dengan pembawaan yang ramah.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Agama, saat ditemui oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Abu Dhabi, Alkaabi mengatakan imam masjid yang dikirim dari Indonesia begitu fasih dan merdu dalam melantunkan Al-Qur’an. Akhlak mereka pun dinilai baik oleh warga setempat.
“Bukan katanya, saya lihat pakai mata saya sendiri, orang Indonesia itu ramah-ramah dan baik akhlaknya,” kata Alkaabi dikutip dari Kemenag.
Saat ini, Indonesia memiliki 70 orang imam masjid yang ditempatkan di Uni Emirat Arab . Kemenag juga tengah melakukan proses seleksi calon-calon imam masjid angkatan keenam tahun ini.
Dari total 518 pendaftar, 364 di antaranya dinyatakan lolos tahap administrasi. Setelah melalui tes CAT dan wawancara daring, terpilih 115 peserta yang nantinya akan memasuki tahap wawancara langsung dengan 3 syeikh dari Uni Emirat Arab . Kedua negara menargetkan sebanyak 200 orang imam masjid terpilih hingga tahun depan.
Adapun pertemuan antara Awqaf Abu Dhabi dan Kemenag dalam rangka evaluasi dan revitalisasi proses seleksi yang sedang dijalankan.
Selain mengirimkan imam masjid , Kemenag juga berencana mengirim 20 pendakwah guna mengikuti pelatihan dai/daiyah di Abu Dhabi.
Pelatihan tersebut dapat membantu pendakwah Indonesia mengembangkan kompetensi, daya jelajah, dan pengalaman lintas budaya mereka.
“Kegiatan ini sangat penting mengingat Indonesia dan UEA sama-sama multikultural. Para dai bisa bertukar pengalaman ihwal koeksistensi, toleransi, dan pengembangan moderasi di tengah masyarakat plural,” ucap Dirjen Bimas Kemenag tersebut.
Nantinya akan ada 15 dai dan 5 daiyah yang diberangkatkan pada Juli 2023. Pihak Awqaf pun menyambut baik rencana ini. Alkaabi menyatakan pihaknya selalu mendukung upaya pengembangan dakwah Islam.
Dalam kesempatan terpisah, Kamaruddin Amin pernah menggagas ide mengenai sertifikasi bagi imam masjid di Indonesia. Ia mengaku terinspirasi dari proses seleksi imam untuk Uni Emirat Arab yang begitu ketat.
“Jika kitab isa menyeleksi dan mengirimkan imam terbaik ke Uni Emirat Arab , kenapa kita tidak juga memperbaiki kualitas imam di masjid-masjid Indonesia?” ujarnya.
Dengan sistem sertifikasi, masjid-masjid di tanah air yang jumlahnya mencapai 800.000 bakal diisi oleh imam terbaik. Ia mengharapkan kualitas seperti memiliki hafalan yang baik, suara yang merdu, hingga keterampilan dalam mengembangkan masjid.
Pria 54 tahun tersebut turut menyampaikan soal rencana Kemenag Menyusun regulasi terkait honorarium imam.
“Kita harus melayakkan dan mensejahterakan imam-imam di masjid kita. Mudah-mudahan draf regulasi segera mendapat persetujuan,” kata Kamaruddin.***