RedaksiHarian – Pramac terbilang jadi tim sukses yang berhasil nyaris merusak pesta Ducati Lenovo pada musim lalu.
Bukan karena memiliki Jorge Martin saja yang mampu jadi runner-up juara dunia, tetapi mendapati suasana tim yang bersaing sehat juga menjadi pendukungnya.
Bahkan Johann Zarco terbilang masih tampil impresif dengan catatan finisnya kelima dalam klasemen akhir.
Itu berarti Prama memiliki dua pembalap yang berhasil sama-sama masuk ke lima besar klasemen.
Martin terbilang lebih menonjol berkat dominasinya dalam merajai sesi sprint.
Tetapi ia juga dianggap menjadi pembalap tercepat di grid, menyusul beberapa kali upayanya yang mampu memecahkan rekor lap.
Tetapi lebih dari semua itu, satu faktor kunci utama Prama berhasil jadi tim satelit yang sangat dominan adalah berkat suasana timnya.
Sebagaimana yang diungkap oleh Gino Borsoi selaku manajer tim belakangan ini.
Borsoi tidak melupakan faktor kemanusiaan dalam membangun timnya seperti sekarang.
Alih-alih terlalu banyak berbicara tentang teknis, Borsoi selalu mengupayakan semua anggota kru tim yang terlibat memiliki hubungan baik.
“Tapi ini bukan hanya tentang mengerjakan motor, ini tentang keseluruhan atmosfer dan bagaimana tim bekerja sama.”
“Inilah adalah bagian paling penting juga dalam mencapai hasil,” tanasnya.
Prinsip Borsoi adalah membuat keadaan di dalam tim kondusif dan tidak ada cekcok.
Sekalinya ada masalah, jangan harap untuk memikirkan hasil bagus.
“Kalau tidak ada iklim yang menyenangkan di pit, jangan pernah memikirkan hasil yang bagus di lintasan,” tegasnya.
Atmosfer suasana yang bagus di paddock menambah Prama makin untung karena dari sisi teknis mereka juga bisa membandingkan data sesama rider Ducati.
Apalagi, motor Martin dan Zarco adalah motor spek pabrikan yang sama dengan milik Francesco Bagnaia.
“Saya tidak perlu terlalu khawatir kalau soal menemukan pengaturan tepat untuk motornya,”
“Karena ini adalah sesuatu yang ditentukan oleh Ducati. Karena kami menggunakan spesifikasi motor yang sama persis dengan Ducati.”
“Artinya, kami bisa bereaksi jauh lebih cepat dibandingkan misalnya dengan tim Yamaha atau Honda. Kami punya data yang banyak. Dan sering kali setiap Jumat malam (setelah latihan bebas), kami tidak jauh dari apa yang kami perlukan untuk balapan hari Minggu,” jelasnya.