redaksiharian.com – Putin mengatakan Moskow tidak bisa disalahkan atas lonjakan harga energi di Eropa, dan ia mempersoalkan gerakan energi hijau yang diusung EU. Menurutnya, gerakan itu malah menyebabkan penurunan investasi pada industri minyak dan gas global.

Selain itu, pembahasan negara-negara Group of Seven (G7) tentang pembatasan harga minyak Rusia dianggap Putin akan memperburuk keadaan.

Kekhawatiran soal keamanan pasokan energi meningkat setelah ditemukannya kebocoran di Polandia pada pipa Druzhba dari Rusia, yang menyebabkan penurunan aliran minyak ke Jerman.

Polandia mengatakan kebocoran itu kemungkinan disebabkan oleh kecelakaan, namun terjadi ketika negara-negara EU berupaya melepaskan diri dari ketergantungan pada energi Rusia, yang terus diusung sebagai sikap atas invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.

Rusia dan negara-negara Barat saling tuduh melakukan sabotase terhadap Nord Stream, namun tidak menyebutkan siapa yang berada di balik sabotase.

Presiden Vladimir Putin menyebut kebocoran pada dua saluran Nord Stream sebagai “aksi terorisme internasional” yang ditujukan untuk membuat masyarakat tidak bisa mengakses energi murah.

Putin mengatakan gas masih bisa dipasok melalui satu bagian utuh jalur pipa Nord Stream 2. Namun, ia menyerahkan pada EU apakah mereka menginginkan pasokan tersebut.

Jerman membekukan proyek Nord Stream 2 beberapa hari sebelum Rusia mengerahkan pasukan ke Ukraina.

Juru bicara Pemerintah Jerman pada Rabu menepis kemungkinan mendapatkan gas melalui rute tersebut.

Putin juga menyodorkan ide pembentukan pusat gas alternatif Eropa melalui Turki.

Dampak dari upaya mengurangi energi Rusia, ditambah dengan penurunan tajam pasokan energi dari Rusia, sudah dirasakan oleh negara anggota EU dan negara di benua Eropa lainnya.

Harga gas di kawasan itu hampir mencapai 90 persen lebih tinggi dibandingkan dengan setahun lalu.

EU juga dibayang-bayangi kekhawatiran harus melakukan penjatahan dan pemadaman listrik selama musim dingin. [Antara]