Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Iran pekan depan. Kremlin mengumumkan rencana kunjungan itu, Selasa (12/7), sehari setelah AS memperingatkan bahwa Teheran dapat menyediakan Moskow ratusan pesawat nirawak (drone) untuk aksinya di Ukraina.

Selama perjalanan ke Teheran Selasa pekan depan, Putin akan menghadiri pertemuan trilateral dengan para pemimpin Iran dan Turki, yang disebut format pertemuan Astana untuk pembicaraan terkait Suriah, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Kunjungan Putin ke Iran berlangsung setelah perjalanan Presiden AS Joe Biden ke Israel dan Arab Saudi pekan ini, di mana program nuklir Iran dan aktivitas berbahaya di kawasan itu akan menjadi fokus utama pembicaraan.

Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa pada kunjungan ke Teheran, Putin juga akan mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pada bulan Maret, Erdogan membantu menengahi pembicaraan antara perwakilan Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki. Peskov mengatakan tidak ada diskusi tentang babak baru negosiasi semacam itu.

Gedung Putih mengatakan, Senin, mereka percaya bahwa Rusia beralih ke Iran untuk mendapatkan ratusan drone, termasuk yang mampu membawa senjata, untuk digunakan di Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan tidak jelas apakah Iran telah mempersiapkan drone ke Rusia, tetapi mengatakan AS memiliki “informasi” yang menunjukkan Iran sedang mempersiapkan untuk melatih pasukan Rusia untuk menggunakannya segera bulan ini.

”Informasi yang kami peroleh menunjukkan bahwa pemerintah Iran sedang mempersiapkan untuk menyediakan Rusia hingga beberapa ratus UAV, termasuk UAV berkemampuan senjata,” kata Sullivan kepada wartawan Senin, merujuk pada akronim untuk kendaraan udara tak berawak (unmanned aerial vehicle).
Iran belum mengomentari pernyataan Sullivan.

Iran telah lama berusaha mengembangkan drone, termasuk apa yang disebut sebagai loitering munition, drone “kamikaze” seperti Switchblade yang dikirimkan AS ke Ukraina.

Keputusan AS untuk secara terbuka mengungkapkan bahwa Iran – yang merupakan saingan utama Israel dan Arab Saudi di kawasan itu — membantu mempersenjatai kembali Rusia tersebut muncul sementara Israel dan Arab Saudi menolak bergabung dengan upaya global untuk menghukum Rusia atas tindakannya di Ukraina karena kepentingan domestik mereka.

Di Teheran, Mohammadrez Pourebrahimi, kepala komisi ekonomi Parlemen Iran, mengatakan kepada kantor berita pemerintah IRNA bahwa perjalanan Putin akan berusaha untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara dua negara yang terkena sanksi internasional itu. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.