redaksiharian.com – Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, menyebutkan puncak arus mudik penumpang melalui Pelabuhan Feri Kasipute Kabupaten Bombana menuju Tondasi Kabupaten Muna Barat terjadi pada 20-21 April 2023.

“Dua hari ini merupakan puncak arus mudik warga melalui pelabuhan Kasiputi Bombana dengan tujuan Tondasi Muna Barat,” kata Kadis Perhubungan Bombana, Ramsi Rafiu, melalui pesan tertulis yang diterima, Jumat.

Ia mengatakan, pelabuhan feri Kasipute dengan kapal feri KMP Dharma Kencana I yang melayani lintas Kasipute-Tondasi (PP) dan Kasipute-Tanjung Pising Kabaena (PP) merupakan jalur penyeberangan alternatif bagi pemudik dalamtiga tahun terakhir.

“Pada puncak arus mudik selama dua hari ini, jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melintas mencapai ratusan kendaraan,” ujarnya.

Dengan jumlah kendaraan yang begitu banyak melintas, perusahaan pemilik kapal feri Dharma Kencana otomatis menambah pelayaran yang biasanya hanya sekali dalam sehari menjadi dua atau tiga kali penyeberangan, tergantung frekuensi jumlah kendaraan yang melintas.

Ia mengatakan Pelabuhan Kasipute yang dibangun pemerintah enam tahun silam kini sudah menjadi pelabuhan alternatif bagi warga Bombana yang bermukim dan bekerja di daerah lain di Sultra seperti Muna Barat, Muna, Kota Baubau, Konawe selatan, Kolaka Timur, Buton dan Pulau Kabaena.

“Jadi selain kapal feri KMP Dharma Kencana I, dua kapal lainnya yakni KMP Madidihang dan KMP Bontoharu,” sebut Ramsi.

Dua kapal milik PT.ASDP (persero) KMP Madidihan dengan rute Kasipute-Baubau-Dongkala, Dongkala-Mawasangka, Mawasangka-Dongkala dan Dongkala-Kasipute, lalu baliknya Kasipute-Dongkala dan Dongkala-Baubau, dan KMP Bontoharu rute Pelabuhan Bira (Sulawesi Selatan)-Sikeli- Kabaena-Kasipute Bombana.

“Dengan hadirnya KMP Dharma Kencana milik PT.Dharma Dwipa Utama yang melayani rute antar kabupaten Kasiputi -Tondasi sangat membantu mengurangi kepadatan arus mudik setiap tahun di pelabuhan penyeberangan feri Torobulu kabuoaten Konawe Selatan menuju Tampo Kabupaten Muna,” tuturnya.

Salah seorang penumpang tujuan Muna Barat, Ny Samsiar Azis mengatakan selama dua tahun terakhir dirinya dan keluarga memilih rute penyeberangan Kasipute-Tondasi ketimbang melalui Torobulu -Tampo.

“Alasan saya simpel saja, karena melalui penyeberangan feri Kasipute – Tondasi biayanya lebih murah, lebih cepat sampai dan nyaman di atas kapal. Meskipun jalur darat dari Kendari ke Kasipute dan Kendari ke Torobulu sedikit lebih jauh,” sebutnya.

Namun dari sisi biaya penyeberangan justru lebih murah Kasipute-Tondasi dibanding Torobulu-Tampo. Sebagai contoh untuk sewa kendaraan roda empat golongan IV penumpang sekitar Rp460 ribu dengan lama penyeberangan dua jam.

Sementara melalui pelabuhan feri Torobulu Tampo dengan kendaraan yang sana mencapai Rp600 ribu lebih dengan jarak tempuh 3 jam lebih.