Menurut Dewan Distrik Columbia, sejak April lalu lebih dari 3.000 migran tanpa dokumen telah tiba di ibu kota Amerika ini dari Texas. Para pendatang ini tidak memiliki tempat tinggal, dan banyak yang masih berada di stasiun kereta api Union Station di mana bus-bus itu menurunkan mereka. Sejumlah keluarga tinggal di stasiun kereta api itu selama beberapa hari, menanti anggota keluarga mereka. Atau menunggu sukarelawan untuk memindahkan mereka ke lokasi lain, atau memberi mereka tiket bus ke kota-kota lain, seperti New York dan Chicago.

Arnaldo Bienvino, migran dari Venezuela. (VOA/videograb - Iacopo Luzi)

Arnaldo Bienvino, migran dari Venezuela. (VOA/videograb – Iacopo Luzi)

Salah seorang migran tanpa dokumen asal Venezuela, Arnaldo Bienvino mengatakan, “Saya jelas tidak ingin mendapatkan apapun dari mereka, selain bekerja. Saya ingin bekerja. Jika seseorang di Washington ini mengatakan ‘ini ada tempat untuk tinggal dan pekerjaan’ maka saya akan tinggal di sini.”

Salah satu bus yang tiba di Union Station berisi sekelompok pencari suaka Venezuela yang melintasi Darién Gap atau Celah Darién yang berbahaya antara Kolombia dan Panama beberapa bulan lalu, sebagian besar membawa anak-anak kecil. Mereka menyerahkan diri pada pihak berwenang di perbatasan Amerika, di mana mereka diproses, dan segera naik bus. Mereka kini menunggu tanggal sidang pengadilan.

Sara Yalvarado, Migran dari Venezuela. (VOA/videograb - Iacopo Luzi)

Sara Yalvarado, Migran dari Venezuela. (VOA/videograb – Iacopo Luzi)

Sebagian migran tanpa dokumen ini mengatakan mereka disambut di Union Station, termasuk Sara Yalvarado asal Venezuela. “Saya merasa berterima kasih dengan warga kota Washington. Mereka memberi kami makanan. Bahkan karyawan-karyawan McDonald memberi kami makanan,” jelasnya.

Organisasi-organisasi kemanusiaan seperti Central American Resource Center CARECEN melakukan apa yang dapat mereka lakukan. Direktur Eksekutif CARECEN Abel Núñez mengatakan, “Saya kira masalahnya sekarang adalah kurangnya dukungan dari pemerintah lokal dan federal untuk menanggapi kebutuhan orang-orang ini karena kita tidak memiliki tempat di Washington di mana kita dapat menampung mereka.”

Paran migran disambut di kantin terminal bus dan kereta api. Union Station, Washington, DC. (VOA/videograb - Iacopo Luzi)

Paran migran disambut di kantin terminal bus dan kereta api. Union Station, Washington, DC. (VOA/videograb – Iacopo Luzi)

Meskipun Departemen Keamanan Dalam Negeri belum menanggapi permintaan VOA untuk berbicara kepada kami tentang situasi ini, pemerintah Amerika mempertahankan posisinya tentang imigrasi, bahwa orang-orang hanya bepergian (dan datang ke Amerika) jika mereka memiliki visa yang sah.

Tempat-tempat penampungan di ibu kota Amerika telah penuh sehingga organisasi-organisasi kemanusiaan cenderung untuk merawat perempuan dan anak-anak lebih dulu, dan mencoba membelikan tiket sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan ke tempat lain.

Untuk saat ini belum ada yang tahu apakah akan datang lebih banyak bus dengan migran dari perbatasan Texas atau tidak, tetapi para aktivis di Washington DC mengatakan mereka memperkirakan hal ini tidak akan berhenti. [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.