Berbicara dari Aula Kongres di Manila, Senin (25/7) Marcos Jr. mengatakan pemerintahannya tidak bermaksud untuk meremehkan risiko dan tantangan yang dihadapi di masa yang penuh gejolak dalam sejarah global ini, tetapi ia menegaskan, ia melihat cahaya yang akan menerobos awan gelap di negaranya.

“Saya tahu ini dalam pikiran saya, dalam hati saya, saya mengetahui dalam jiwa saya, negara dalam keadaan baik,”jelasnya.

Lebih dari 20.000 polisi, kontingen anti huru hara dan tentara dikerahkan di Metropolitan Manila, di mana larangan membawa senjata telah diberlakukan, untuk mengamankan upacara pada sore hari sebelum sidang gabungan Kongres di Dewan Perwakilan Rakyat.

Sekitar 5.000 pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera diizinkan berunjuk rasa sampai tengah hari di sepanjang jalan utama yang jauh dari Kongres.

Mereka menyampaikan berbagai tuntutan, mulai dari bantuan pemerintah dan subsidi bahan bakar di tengah melonjaknya biaya hidup hingga keadilan bagi korban hak asasi manusia di bawah ayah Marcos Jr., mendiang diktator yang digulingkan dalam pemberontakan “Kekuatan Rakyat” pro-demokrasi 1986.

Para pengunjuk rasa yang diguyur hujan, berbaris dengan patung yang menggambarkan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dalam aksi demo bertepatan dengan pidato kenegaraan pertama presiden baru, di Quezon City, pinggiran kota Manila, 25 Juli 2022. (Ted ALJIBE / AFP)

Para pengunjuk rasa yang diguyur hujan, berbaris dengan patung yang menggambarkan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dalam aksi demo bertepatan dengan pidato kenegaraan pertama presiden baru, di Quezon City, pinggiran kota Manila, 25 Juli 2022. (Ted ALJIBE / AFP)

Renato Reyes, memimpin demonstrasi pada hari Senin. “Kami menghadapi krisis ekonomi yang sangat buruk. Selain itu kami menghadapi upaya untuk merevisi sejarah, mendistorsi sejarah dan hendak memuliakan kediktatoran ayah Marcos Ferdinand Sr. Kami tidak bisa membiarkan hal-hal ini terjadi, itulah sebabnya kami memprotes,” komentarnya.

Mereka meminta Marcos Jr. untuk menguraikan peta jalan yang jelas dari kesulitan ekonomi akibat penutupan wilayah selama dua tahun karena pandemi virus corona dan dampak global dari invasi Rusia ke Ukraina.

“Tuntutan kami sederhana; kita harus mengendalikan inflasi, kita harus menaikkan upah; kita harus mengatasi kemerosotan pertanian, kita harus menghentikan pajak baru, kita harus memperbaiki utang negara dan kita harus mengatasi krisis hak asasi manusia dengan baik,” imbuh Reyes.

Para pengunjuk rasa memegang plakat dalam aksi demo bertepatan dengan pidato kenegaraan pertama Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, di Quezon City, pinggiran kota Manila, 25 Juli 2022. (Ted ALJIBE / AFP)

Para pengunjuk rasa memegang plakat dalam aksi demo bertepatan dengan pidato kenegaraan pertama Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, di Quezon City, pinggiran kota Manila, 25 Juli 2022. (Ted ALJIBE / AFP)

Kepala Eksekutif, Executive Secretary Vic Rodriguez pekan lalu mengatakan Marcos Jr. akan menyampaikan strateginya untuk pemulihan ekonomi di tengah berlanjutnya ancaman virus corona dan mengatasi kenaikan inflasi.

Presiden akan menetapkan rencana untuk mempersiapkan negara itu menghadapi krisis pangan yang mengancam, yang mendorongnya untuk memutuskan menjabat sementara sebagai Menteri pertanian dan memulai kembali kelas sekolah secara langsung mulai bulan depan, kata Rodriguez.

Marcos Jr. mendapat 31 juta lebih suara dari 55 juta pemilih pada 9 Mei, kebangkitan politik yang menakjubkan dan kemenangan besar yang akan memberinya modal politik saat ia menghadapi tantangan luar biasa serta keraguan yang muncul akibat reputasi yang diwariskan ayahnya. Itu adalah kemenangan mayoritas pertama dalam pemilihan presiden di Filipina selama beberapa dekade.

Para sekutunya juga sangat mendominasi kedua kamar Kongres dalam pemilihan, dengan sepupunya, Martin Romualdez, terpilih sebagai ketua DPR dan sekutu dekat lainnya, Juan Miguel Zubiri, sebagai ketua Senat pada hari Senin.

Dengan masalah domestik yang luar biasa besar ditambah beban sejarah yang mengganggunya, Marcos Jr. adalah salah satu pemimpin yang menghadapi tantangan paling besar dalam era terbaru Filipina. [my/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.