redaksiharian.com – Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin membenarkan kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan, Jakarta pada Jumat (8/6/2023) sore.
Menurut Bey, kehadiran Prabowo tersebut karena dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
“Betul, Pak Menhan dipanggil Bapak Presiden ke Istana Merdeka sore ini,” ujar Bey saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat petang.
Saat ditanya tentang pembahasan apa yang dibicarakan oleh Presiden dan Menhan, Bey menyatakan ada hal-hal yang perlu didiskusikan di antara keduanya.
Oleh karena itu, menurutnya, menjadi hal yang biasa jika Presiden memanggil menterinya.
“Kan biasa Bapak Presiden memanggil menteri-menterinya. Tentunya ada hal yang perlu dibahas atau didikusikan dengan menteri yang dipanggil,” kata Bey.
Saat ditanya tentang apakah dalam pertemuan pada Jumat sore, Presiden dan Prabowo membahas soal proposal perdamaian Ukraina -Rusia, Bey tidak membenarkan atau membantah.
Ia hanya mengatakan, Presiden Jokowi pasti sudah menanyakan terkait persoalan itu.
Hanya saja, menurut Bey, nantinya Presiden Jokowi sendiri yang akan menjelaskan kepada media.
“Bapak Presiden tentunya sudah menanyakan terkait masalah ini. Tapi, untuk hasil pembahasannya apa, pada saatnya Bapak Presiden akan menyampaikan langsung pada teman-teman media,” ujar Bey.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
Prabowo masuk ke Istana setelah turun dari mobil Alphard putihnya melewati pintu Bali yang berada di sisi depan bagian kanan Istana.
Kemudian, Prabowo terlihat menaiki mobil golf selama di lingkungan dalam Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa ia segera memanggil Menhan Prabowo Subianto untuk membahas perihal proposal mediasi Ukraina dengan Rusia.
“Secepatnya (bertemu), tetapi belum, belum ketemu,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Rabu (7/6/2023) pagi.
Jokowi mengaku baru akan meminta penjelasan soal proposal tadi kepada Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Namun, ia menyampaikan bahwa proposal mediasi Ukraina dan Rusia yang disampaikan Menhan Prabowo Subianto di forum internasional merupakan inisiatif Prabowo sendiri.
Adapun proposal perdamaian yang dimaksud disampaikan Prabowo pada forum IISSS Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura, konferensi keamanan antarnegara yang dihadiri para menteri dan delegasi dari 50 negara lebih.
Dalam pidatonya, Prabowo mengemukakan sejumlah usul untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina.
Usulan itu, pertama, gencatan senjata antara kedua kubu. Kedua, penarikan pasukan masing-masing negara dengan penerapan zona demiliterisasi dalam radius 15 kilometer dari titik gencatan senjata.
Zona demiliterisasi ini, menurut Prabowo, mesti diamankan dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketiga, Prabowo mengusulkan agar PBB memfasilitasi referendum bagi warga di zona demiliterisasi untuk menentukan pilihan, apakah ingin bergabung dengan Ukraina atau Rusia.
Belakangan, Kiev menolak proposal Prabowo karena dinilai lebih condong menguntungkan Rusia sebagai pihak yang pertama kali melakukan invasi.
“Terdengar seperti usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang ke kami (dengan) rencana aneh ini,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, seperti dikutip dari AFP.