Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah mendaftarkan Partai Gerindra untuk menyemarakkan pesta demokrasi pada 2024. Analis melihat langkah tersebut sebagai tanda bahwa Prabowo kemungkinan besar akan kembali mencalonkan diri untuk menjadi calon presiden untuk ketiga kalinya.
Joko Widodo berhasil mengalahkan Prabowo dalam peraihan suara di Pemilu 2014 dan 2019.
Prabowo, 70 tahun, pernah menjadi menantu mendiang mantan Presiden Suharto. Ia mendaftarkan Partai Gerindra pada Senin (8/8) dan mengatakan dia akan mencalonkan diri kembali jika dicalonkan oleh konsituennya.
“Itu tugas suci, mengabdi dan mengabdi kepada rakyat. Tentu saya akan menerimanya dengan baik jika saya dicalonkan,” ujarnya.
Sebagai mantan perwira tinggi di Kopassus dan pernah dituduh melakukan kekejaman di masa lalu, Prabowo pernah dilarang mengunjungi Amerika Serikat terkait tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, yang telah berulang kali dibantahnya.
Namun, tidak ada satupun tuduhan tersebut yang terbukti dan Amerika Serikat mencabut larangan itu pada 2020.
Edbert Gani, seorang analis di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Indonesia, mengatakan bahwa sebagai anggota kabinet yang menjabat dan dengan tidak adanya Jokowi di persaingan pada pemilu mendatang, Prabowo merupakan calon pesaing yang kuat.
“Rezim Jokowi memiliki investasi politik di Prabowo pada saat ini,” kata Gani.
“Publik melihat hubungan yang lebih dekat dan saling menguntungkan antara pemerintah saat ini dan kubunya,” katanya.
Jokowi belum secara eksplisit mendukung calon pengganti dan tidak ada kandidat yang secara resmi menyatakan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Prabowo berada di antara tokoh politik paling populer yang diperkirakan akan mencalonkan diri, bersama dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.
Prabowo tiba di Komisi Pemilihan Umum pada Senin (8/8) dengan pemimpin partai koalisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), memicu spekulasi adanya aliansi politik di antara mereka.
PKB mendapat dukungan dari Nahdlatul Ulama NU, organisasi Islam terbesar di Tanah Air, di mana agama menjadi faktor kunci dalam beberapa pemilu terakhir. [ah/rs]