redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak di zona merah pada perdagangan Kamis (08/9/2022), setelah bursa saham AS mengalami hari terbaiknya sejak 10 Agustus 2022.

Kontrak futures indeks Dow Jones terkoreksi 26 poin atau 0,1%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq jatuh masing-masing sebesar 0,1%.

Investor menantikan sesi tanya jawab dengan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell hari ini, di mana mereka mengharapkan sinyal lebih banyak dari rencana The Fed mengenai besaran kenaikan suku bunga selanjutnya. Selain itu, hari ini bank sentral Eropa (ECB) juga dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya.

Pada Rabu (7/9), pasar saham berakhir di zona hijau. Indeks Dow Jones naik 436 poin atau 1,4%, sedangkan indeks S&P 500 ditutup melesat 1,8%. Nasdaq meroket 2,1%.

Ketiga indeks utama mengalami hari terbaiknya sejak 10 Agustus 2022 dan Nasdaq berhasil menghentikan penurunannya selama tujuh hari beruntun.

Meskipun, sempat reli, saham-saham masih berada di tren penurunannya. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed selanjutnya mendorong beberapa investor menjauhi aset berisiko seperti pasar saham.

“Risiko resesi meningkat dan kami telah bergerak lebih defensif dalam portfolio kami sebagai hasilnya. Namun, inflasi yang tinggi membuat strategi risk off seperti uang tunai dan obligasi pemerintah dapat menciptakan hambatan pada pengembalian total,” tutur Analis New York Life Investments Lauren Goodwin dikutip CNBC International.

“Kami sepenuhnya berinvestasi dalam portfolio kami, menggunakan taruhan selektif dalam posisi risiko netral secara keseluruhan untuk membangun ketahanan terhadap volatilitas dan inflasi. Dari pandangan ekuitas kami, ini termasuk overweight untuk menilai ekuitas dan pembayaran dividen,” tambahnya.

Selain itu, investor akan disuguhkan dengan rilis data tenaga kerja terbaru di AS yang dapat menggambarkan situasi ekonomi terkini. Analis Dow Jones memprediksikan ada sebanyak 235.000 klaim pengangguran, naik dari 232.000 klaim pada pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA