Polisi Israel menembak mati seorang pria Palestina pada Senin (15/8). Mereka mengklaim bahwa pria Palestina itu berusaha menikam sejumlah petugas keamanan yang sedang melakukan penggerebekan di Yerusalem Timur.
Para petugas itu sedang melakukan pencarian senjata ilegal di lingkungan Kafr Aqab di Yerusalem Timur, kata polisi. Ketika sejumlah petugas mendekati sebuah rumah, pria itu, dengan bersenjatakan pisau, mencoba menikam mereka, kata polisi. Mereka menembaki tersangka dan ia kemudian dinyatakan meninggal, kata polisi.
Versi berbeda diungkapkan Ibrahim al-Shaham, ayah pria itu. Ia mengatakan kepada wartawan, polisi menggedor pintu rumah mereka pada pukul 03.30 waktu setempat dan kemudian menggunakan peledak untuk meledakkan pintu rumah. Al-Shaham mengatakan polisi menembakkan tiga peluru, dan satu di antara peluru-peluru itu mengenai kepala putranya, Mohammed, 21. Al-Shaham mengatakan putranya dibiarkan berdarah di lantai rumah sewaktu polisi menggeledah apartemen.
Ia menyangkal bahwa putranya berusaha menikam petugas, dan mengatakan bahwa polisi tidak menemukan senjata di rumah.
Kelompok-kelompok HAM menuduh pasukan keamanan Israel sering menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina, tanpa pernah diselidiki atau dimintai pertanggungjawaban.
Insiden itu terjadi sehari setelah seorang pria bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke sebuah bus di luar Kota Tua Yerusalem, melukai delapan orang, di antaranya warga AS.
Departemen Luar Negeri AS mengutuk serangan Yerusalem pada Minggu malam itu, dan mengatakan setidaknya lima korban adalah warga negara Amerika. “Kami tetap menjalin hubungan dekat dengan mitra-mitra Israel kami dan saling mendukung dalam menghadapi serangan ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Kekerasan di Yerusalem terjadi setelah sepekan ketegangan antara Israel dan Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Gencatan senjata yang ditengahi Mesir dicapai pekan lalu, mengakhiri pertempuran tiga hari antara Israel dan militan Palestina di Gaza yang menewaskan sedikitnya 49 warga Palestina, termasuk 17 anak-anak dan 14 militan.
Sehari setelah gencatan senjata yang menghentikan putaran terburuk pertempuran Gaza dalam lebih dari setahun, pasukan Israel membunuh tiga militan Palestina dan melukai puluhan lainnya. Para korban tewas dan terluka akibat baku tembak yang meletus sewaktu pasukan Israel menggelar penggerebekan di kota Nablus di Tepi Barat. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.