RedaksiHarian – Petar Segrt ibarat penulis dongeng timnas Tajikistan di Piala Asia 2023.
Selaku debutan di turnamen tersebut, Singa Persia bikin heboh jagat sepak bola Asia.
Finis sebagai peringkat kedua di Grup A, mereka kemudian mendepak Uni Emirat Arab di babak 16 besar.
Kelolosannya ke perempat final ditentukan melalui adu penalti.
Langkah Parvizdzhon Umarbayev cs baru terhenti di tahap 8 besar.
Tajikistan kalah tipis dari Yordania, sang finalis, dengan skor 0-1 akibat gol bunuh diri Vahdat Hanonov.
Kendati gagal melaju lebih jauh, Segrt terbilang sukses menyandingkan Tajikistan dengan raksasa-raksasa Asia semodel Korea Selatan, Jepang, Iran, hingga sang juara, Qatar, pada edisi pertamanya.
Namun, Segrt tidak melanjutkan petualangan lebih jauh di skuad Singa Persia.
Tehitung per Jumat (16/2/2024), pelatih kawakan asal Kroasia itu berstatus bebas kontrak.
Dia mengakhiri ikatannya dengan timnas Tajikistan yang terjalin sejak Januari 2022.
Segrt memilih untuk tidak memperbarui masa kerjanya di sana.
Kondisi ini terbilang mengejutkan lantaran dampak yang dihadirkan Segrt di negara tersebut begitu masif.
Pria 57 tahun tersebut berjasa membuat rakyat Tajikistan jatuh cinta terhadap sepak bola.
“Kalau Anda mengunjungi Tajikistan sebelumnya, Anda hanya akan melihat orang-orang menonton Barcelona, Chelsea, atau Manchester City,” katanya di laman Arab News.
“Semua orang memakai kaus Messi dan Ronaldo. Tak ada yang peduli tentang tim nasional.”
“(Sekarang) Saya melihat anak-anak memakai baju tim nasional kami. Bisa Anda bayangkan ini? Kami membuat dampak besar,” tambah pria yang penampilan fisiknya mirip fisikawan genius Albert Einstein ini.
Meski tidak berhasil membawa Singa Persia melaju lebih jauh, pencapaian mereka di Piala Asia 2023 ibarat sebuah trofi.
Di bawah asuhan Segrt, timnas Tajikistan melesat dari peringkat 115 FIFA pada awal kedatangannya ke posisi 99 saat ini.
“Setelah pertandingan melawan Lebanon, kami memenangi Piala Asia. Tajikistan menjuarai Piala Asia ketika kami lolos dari grup,” ungkapnya.
“Saya melihat ini di lapangan, merayakannya dengan pemain saya.”
“Mereka melompat kepad saya, mereka memecahkan kacamata saya. Kemudian kami mengalahkan UEA (babak 16 besar) dan kami memenangi Piala Asia lagi. Sungguh tak bisa dipercaya,” imbuhnya.
Selepas membereskan koper dari Tajikistan, kini tinggal menerka ke mana Petar Segrt berlabuh.
Siapa tahu ada klub Liga 1 yang kembali berminat mengeksploitasi sentuhan emas mantan pemain amatir di klub-klub Jerman ini.
Segrt jelas tak asing dengan atmosfer kompetisi di Tanah Air.
Ia pernah menukangi PSM Makassar pada 2011-2013 setelah memulai perjalanan singkat di Indonesia bersama Bali Devata (2011).
Rekam jejaknya di Asia juga tercantum di timnas Afghanistan dan Maladewa, dua tim yang dia poles sebelum akhirnya menetap di Tajikistan.
Selama membesut Singa Persia, dia melahap 24 pertandingan dengan rapor 11 kali menang, 7 seri, dan 6 kalah.