redaksiharian.com – CEO OpenAI Sam Altman memberikan pesan menohok khusus untuk warga RI. Dalam sesi-tanya jawab dalam kunjungannya ke RI, ia ditanya bagaimana cara agar Indonesia bisa turut ambil peran penting dalam pengembangan teknologi AI, layaknya Silicon Valley.

Pria yang mendadak populer lantaran meluncurkan ChatGPT tersebut menjawab santai. Menurut dia, salah satu hal paling dasar yang harus dikuasai adalah menerima kegagalan.

“Saya rasa, apa yang saya pelajari dari membangun OpenAI adalah Anda harus siap menerima kegagalan yang signifikan secara ekonomi, sosial, dan aspek lainnya,” kata dia, dikutip dari siaran langsung melalui YouTube, Sabtu (17/6/2023).

“Tentu saja kegagalan bukan sesuatu yang menyenangkan. Tapi jika Anda mau menerima itu, setidaknya lama-kelamaan Anda bisa mentolerir rasa gagal tersebut,” ia melanjutkan.

Menurut Altman, perbedaan mendasar antara Silicon Valley dan area lain di dunia terletak pada budaya penerimaan kegagalan. Ia sesumbar bahwa komunitas Silicon Valley terdiri dari orang-orang ambisius.

Seringkali ia melihat seseorang di Silicon Valley jatuh terpuruk dalam jurang kegagalan. Namun, semua orang mentolerir hal tersebut dan move on ke proyek berikutnya.

“Hal ini yang mendorong orang-orang [di Silicon Valley] untuk terus berjuang mencapai kesuksesan,” ujarnya.

Kunjungan Altman ke Indonesia merupakan rangkaian dari ‘World Tour’ untuk mempromosikan AI, sekaligus berbincang langsung dengan pengguna ChatGPT dan para pengembang (developer). Hal ini ia umumkan pertama kali lewat akun Twitter personalnya pada Maret 2023.

Adapun negara-negara yang ia kunjungi adalah Kanada (Toronto), Brasil (Rio), Nigeria (Lagos), Spanyol (Madrid), Belgia (Brussels), Jerman (Munich), Inggris (London), Perancis (Paris), Israel (Tel Aviv), Uni Arab Emirat (Dubai), India (New Delhi), Singapura, Indonesia (Jakarta), Korea Selatan (Seoul), Jepang (Tokyo), serta Australia (Melbourne).

Altman juga mengatakan maksud ‘blusukan’ ke berbagai belahan dunia adalah untuk bertemu dengan para pemangku kebijakan. Ia mendorong agar seluruh negara dunia berkolaborasi untuk membentuk lembaga khusus yang mengawasi pengembangan AI.

ChatGPT yang diperkenalkan pada November 2022 sontak menghebohkan industri teknologi. Dalam waktu 2 bulan, layanan itu sudah meraup 100 juta pengguna aktif.

Nama Altman pun langsung menjadi headline di media. Namun, popularitas itu disertai dengan banyak kontroversi.

ChatGPT dianggap membawa risiko fatal bagi peradaban manusia. Antara lain terkait peningkatan pengguran karena digantikan chatbot AI, hingga maraknya disinformasi.

Altman menyadari hal ini. Karena itu, ia merekomendasikan lembaga khusus tersebut berfungsi seperti IAEA, yakni badan internasional yang mengawasi penggunaan nuklir.